Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Pollo juga menyampaikan, penjualan ekspor PTBA juga cukup stabil. Ini mengingat permintaan ekspor batubara ke berbagai negara sudah full booked. “Salah satu pasar ekspansi kami adalah ke Filipina,” ungkap Pollo.
Selain Filipina, PTBA juga melakukan ekspor batubara ke China, India, Taiwan, Jepang, Malaysia, Hongkong, Vietnam, dan lain sebagainya.
Tak hanya memproduksi dan menjual batubara, PTBA juga fokus mengembangkan proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) bersama dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products & Chemicals, Inc (APCI). Selasa, 11 Mei 2021 lalu, PTBA, Pertamina dan APCI menandatangani Amandemen Perjanjian Kerja Sama Pengembangan DME yang berlangsung di Jakarta dan Los Angelos, Amerika Serikat.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) kerek target penjualan alat berat tahun ini jadi 2.500 unit
Pollo menyebut, pihaknya sedang menindaklanjuti persetujuan yang telah ditandatangani tersebut untuk kemudian difinalisasi. Setelah itu, barulah PTBA menjalani tahap pra konstruksi untuk proyek yang berlangsung di Tanjung Enim, Sumatera Selatan tersebut.
Proyek DME sendiri akan dilakukan selama 20 tahun. Investasi asing yang didatangkan dari APCI dalam proyek ini mencapai US$ 2,1 miliar atau setara Rp 30 triliun.
PTBA nantinya akan memasok kebutuhan batubara untuk proyek DME sebanyak 6 juta ton. Kelak, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun dan mengurangi impor LPG Indonesia sebanyak 1 juta ton per tahun.
Selanjutnya: Itama Ranoraya (IRRA) siapkan belanja modal hingga Rp 300 miliar tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News