Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan pemerintah berencana mengubah skim bantuan sosial pangan berupa program beras sejahtera (rastra) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Mengantisipasi hal ini, Perum Bulog pun berencana memperkuat bisnis beras komersial.
Direktur SDM dan Umum Perum Bulog, Febriyanto mengakui sampai saat ini Bulog masih menanti keputusan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) terkait skim BPNT."Kami masih menanti keputusan. Teknisnya seperti apa. Karena kami kan hanya sebagai operator. Skimnya seperti apa, kami siap," ujar Febriyanto, Kamis (7/12).
Febriyanto mengatakan apabila Rastra tetap dilakukan, maka Bulog tetap siap menjalankan tugas. Namun dia bilang, Bulog akan fokus meningkatkan serapan untuk beras komersial. Apalagi, selama ini bisnis Bulog masih didominasi oleh penyaluran beras untuk rastra.
Menurut Febriyanto, Bulog tidak memiliki batasan dalam mengembangkan beras komersial. Menurutnya, pembatasan saat ini hanya tentang Harga Eceran Tertinggi (HET). "Sepanjang kita punya kapasitas, kita bisa bermain di pasar bebas. Yang membatasi hanyalah HET," kata Febryanto.
Febriyanto juga mengungkap, berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Bulog, ditargetkan penyerapan beras komersial di tahun mendatang sebesar 1 juta ton.
Sementara, pengadaan beras komersial tahun ini sebanyak 105.404 ton. "Ini sedang dalam proses persetujuan, tetapi dana serapan beras ini dari anggaran Bulog," tambah Febriyanto.
Sementara itu, hingga saat ini Cadangan Beras Pemerintah (CBP) hanyalah berkisar 280.000 ton. Febriyanto berharap, CBP ini dapat ditingkatkan mengingat angka 280.000 ton hanya lah jumlah minimal dan penggunaannya hanya untuk 2-3 hari saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News