Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Impor beras sudah didepan mata. Pasalnya, penyerapan beras dari petani tidak mencapai target yang diharapkan Perum Bulog Direktur Utama Perum Bulog, Soetarto Alimoeso menyebutkan, pihaknya hanya mampu menyerap beras sebanyak 1,85 juta ton.
“Target awal kami adalah 3,2 juta ton tetapi rupanya produksi tidak sesuai harapan,” katanya dalam konferensi pers yang dilakukan di kantornya di Jakarta (8/10).
Soetarto menjelaskan, jika produksi beras di dalam negeri mengalami pertumbuhan 3,2% maka penyerapan beras sesuai dengan target dan stok di Bulog akan mencukupi untuk 2011.
Produksi beras yang tidak naik mempengaruhi daya serap Bulog terhadap beras dari petani. Kondisi ini, menurut Soetarto, terjadi karena adanya dampak El Nino yang mengakibatkan mundurnya musim tanam. “Kondisi ini hampir sama dengan kondisi tahun 2007 lalu,” jelasnya.
Bulog menargetkan, jumlah serapan dari petani yang kini mencapai 1,85 juta ton kemungkinan bisa meningkat menjadi 2 juta ton pada akhir tahun 2010. Artinya ada sekitar 150 ribu ton lagi yang akan diserap dari petani. Hanya saja, Soetarto mengaku akan hati-hati melakukan penyerapan beras tersebut karena bisa memicu kenaikan harga. “Karena harga tinggi, kalau kami melakukan pembelian dikhawatirkan harga bisa tambah naik,” jelasnya.
Saat ini, stok yang tersedia di Perum Bulog hanya mencapai 1,2 juta ton dan akan berkurang hingga akhir tahun; setelah dikurangi kebutuhan beras untuk raskin serta TNI dan Polri. Dus, pilihan utuk mengimpor beras tinggal menunggu keputusan pemerintah. “Yang jelas akhir tahun Perum Bulog mesti memiliki beras sebanyak 1,5 juta ton,” katanya.
Dengan stok beras sebesar 1,5 juta ton, Soetarto menghitung, Perum Bulog bisa melakukan stabilisasi harga saat harga beras sedang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News