Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Wacana untuk menjadikan Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai pembeli siaga untuk komoditas gula tampaknya masih akan menjadi angan-angan. Pasalnya, Kementerian Badan Usaha Negara (BUMN) tidak mengabulkan usulan ini.
Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, keputusan terakhir Kementerian BUMN menetapkan Bulog tetap sebagai agen produksi gula dalam negeri. "Kalau jadi pembeli siaga (off taker) itu harus kebijakan satu pintu dalam rangka impor. Supaya Bulog tidak terjepit di tengah-tengah," ujarnya Kamis (12/5).
Seperti diketahui, sebelumnya ada wacana agar Indonesia juga menerapkan sistem buffer stock untuk komoditas gula sebagaimana dilakukan untuk komoditas beras. Nah, dalam hal ini Bulog diusulkan sebagai pengelola sekaligus sebagai pembeli siaga dari produksi gula dalam negeri.
Dengan demikian, kata Sutarto, ke depan Bulog hanya akan menjadi agen dari produksi gula milik PTPN. Sebagai agen, Bulog hanya bisa menyalurkan gula kepada distributor yang telah ditunjuk. "Kalau sebagai agen, kita harus menjual lagi ke distributor. Tapi, kalau sebagai pembeli siaga, kita bisa membeli langsung," jelasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN Megananda Daryono mengatakan meski curah hujan masih cukup tinggi hingga awal tahun ini, namun diperkirakan iklim tahun ini akan lebih bersahabat bagi tanaman tebu ketimbang tahun lalu.
Karenanya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) optimis target produksi gula dari pabrik gula milik BUMN tahun ini yang sekitar 1,6 juta ton - 1,7 juta ton bisa tercapai. Jumlah ini setara dengan 63,19% dari total perkiraan produksi gula nasional tahun ini yang sebesar 2,7 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News