kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bulog wacanakan serap beras dan gabah petani diatas HPP, ini respon pengusaha


Kamis, 29 November 2018 / 14:04 WIB
Bulog wacanakan serap beras dan gabah petani diatas HPP, ini respon pengusaha
ILUSTRASI. Beras untuk warga prasejahtera di Gudang Bulog


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana Bulog menyerap beras dan gabah petani dengan tidak mengacu pada harga diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan dilakukan. Niatan tersebut dilakukan agar serapan beras petani dapat diberikan harga yang sesuai dengan pasar. 

Saat ini Bulog menyerap beras/gabah sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 dengan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp3.700 per kg, GKP di tingkat penggilingan Rp 3.750 per kg, dan gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp 4.600 per kg, GKG di gudang Bulog Rp 4.650 per kg dan HPP beras di gudang Bulog Rp 7.300 per kg.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Petani Indonesia (DPP SPI) Agus Ruli menyebut bahwa serapan beras oleh Bulog saat ini belum maksimal. Hal ini akibat minimnya penyerapan beras petani karena harga pembelian gabah dari pemerintah melalui Bulog lebih rendah dibanding harga di lapangan.

Sementara, perusahaan beras PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), menyebut bahwa kebijakan tersebut bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan karena sejauh ini penjualan beras yang dilakukan perusahaan tidak sampai 300.000 ton setahun. Sehingga pembelian gabah dan beras dari petani tidak akan terganggu oleh kenaikan serapan Bulog.

“Tetap seperti biasa, kami sudah ada supplair langganan lama. Dan market beras di Indonesia diatas 30 juta ton dan penjualan kami tidak sampai 1%. Kalau 1% dari 30 juta ton kan 300.000 ton dan penjualan kami tidak sampai 300.000 ton setahun,” kata Direktur Utama Buyung Poetra Sembada, Sukarto Bujung.

Sukarto menambahkan, pihaknya menganggap Bulog bukanlah saingan dalam penyerapan gabah dan beras petani. “Selama ini Bulog bukan kompetitor kami, jadi tidak ada strategi baru, kami tetap akan beli beras seperti biasa, jadi nggak ada strategi baru buat tetap mendapatkan pasokan beras,” tegasnya.

Dilain pihak, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menyebut bukan kapasitasnya Bulog bersaing dengan pengengusaha beras. Umumnya yang bersaing itu adalah pengusaha beras ketika mengalami kekurangan pasoakan.

“Sebenarnya persoalannya jangan terus didorong persaingan. Sebenarnya enggak ada. Persaingan itu terjadi diantara kita sendiri pelaku bisnis beras disaat kekurangn pasokan. Kalau pasokan lebih ya enggak akan terjadi persaingan. Saya kira anggota Perpadi biasa saja, tetap kedepannya menggunakan beras dan gabah petani,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×