Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tambang emas, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memproyeksikan lonjakan signifikan produksi emas mulai tahun 2028 seiring dimulainya aktivitas tambang bawah tanah (underground mining) di Poboya, Palu.
Direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk Herwin Wahyu Hidayat mengungkapkan, selama periode 2024 hingga 2027, produksi emas perusahaan akan berkisar antara 64.000 hingga 90.000 ons per tahun.
Realisasi produksi tahun 2024 tercatat sebesar 64.000 ons, sementara target tahun ini berada di kisaran 68.000–73.000 ons. Target tersebut akan terus naik menjadi 80.000–85.000 ons pada 2026 dan 85.000–90.000 ons pada 2027.
Baca Juga: Kinerja Kuartalan Lemah, Bumi Resources Minerals (BRMS) Masih Punya Prospek Panjang
"Naik turunnya produksi emas kami untuk periode 2024–2027 disebabkan oleh fluktuasi kadar emas di kisaran 1,4–1,6 gram per ton (g/t) dari penambangan terbuka di Poboya," ujar Herwin kepada Kontan, Rabu (6/8).
Namun, fase baru akan dimulai pada kuartal IV-2027, ketika BRMS mulai mengolah bijih emas dari tambang bawah tanah yang memiliki kadar emas jauh lebih tinggi, yakni mencapai 4,9 g/t.
Dengan sumber daya ber-grade tinggi tersebut, BRMS menargetkan produksi emas pada 2028 bisa melonjak di atas 160.000 ons, dan kembali meningkat pada 2029 menjadi lebih dari 230.000 ons.
Sebelumnya, BRMS menyampaikan kinerja keuangannya untuk periode semester I-2025. Pada periode tersebut, BRMS membukukan kenaikan pendapatan sebesar 97% year on year (yoy) menjadi US$ 120,85 juta.
Laba usaha BRMS juga melesat sebesar 209% yoy menjadi US$ 50,17 juta pada semester I-2025. Pada periode yang sama, laba bersih BRMS melonjak 136% yoy menjadi US$ 22,27 juta.
Baca Juga: Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak
Charles Gobel, Direktur & Chief Financial Officer BRMS mengatakan, peningkatan kinerja keuangan BRMS tersebut disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, produksi emas BRMS naik sebesar 46% dari 26.744 ons troi pada semester I-2024 menjadi 38.993 ons troi pada semester I-2025.
“Kedua, harga jual emas juga meningkat sebesar 38% dari US$ 2.209 per ons troi pada semester I-2024 menjadi US$ 3.045 pada semester I-2025,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (30/7).
Manajemen BRMS menyebut, anak usahanya yaitu PT Citra Palu Minerals (CPM) telah memulai operasi pushbacks-nya di area penambangan terbuka River Reef di Poboya, Palu. Pekerjaan pushbacks atas penambangan emas terbuka tersebut telah dimulai pada kuartal II-2025 dan diharapkan dapat selesai di kuartal III-2025.
Selama periode kegiatan pushbacks tersebut, CPM tidak memiliki pilihan kecuali melakukan penambangan di area tertentu saja yang tidak terdampak oleh operasi pushbacks terkait. Hal ini dapat menyebabkan kandungan emas dalam bijih yang sedang ditambang dapat berfluktuasi selama periode kegiatan pushbacks tersebut.
Kegiatan penambangan oleh CPM diharapkan dapat kembali normal dengan kandungan emas yang lebih tinggi pada kuartal IV-2025 nanti.
Damar Kusumanto, Direktur Utama CPM menjelaskan, kadar emas dalam bijih yang BRMS tambang sepanjang periode kuartal II—III-2025 akan berfluktuasi, mengingat perusahaan hanya bisa menambang di area tertentu yang tidak terdampak kegiatan operasi pushbacks.
Rata -rata kadar emas dalam bijih yang diproses oleh BRMS pada kuartal II-2025 adalah sekitar 1,4 g/t, yang mana sedikit lebih rendah dari kadar emas dalam bijih yang diproses pada kuartal I-2025 yaitu 1,6 g/t. Oleh karenanya, produksi emas BRMS pada kuartal II-2025 sedikit menurun dari produksi emas pada kuartal sebelumnya.
"Namun demikian, setelah operasi pushback tersebut selesai, kami berharap untuk dapat kembali menambang bijih dengan kandungan emas yang lebih tinggi di area baru yang tersedia pada kuartal IV-2025,” ungkap dia.
Damar menambahkan, BRMS berhasil membukukan produksi emas sekitar 64.000 ons troi pada 2024. BRMS pun berharap dapat mencapai produksi emas sebesar 68.000 – 73.000 ons troi sepanjang tahun 2025 yang mana langka tersebut lebih tinggi dari tahun lalu.
BRMS juga melaporkan bahwa konstruksi tambang emas bawah tanah di Poboya, Palu mengalami kemajuan yang cukup berarti. Pembangunan pintu masuk (portal) ke mulut tambang emas bawah tanah telah diselesaikan dengan baik. Terowongan (decline ) dalam tambang bawah tanah sudah mencapai kedalaman lebih dari 200 meter.
PT Macmahon Indonesia, kontraktor tambang di Poboya, Palu, menargetkan tambang emas bawah tanah tersebut dapat mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2027.
Agus Projosasmito, Direktur Utama & Chief Executive Officer BRMS menjelaskan, BRMS berencana untuk dapat memulai penambangan di prospek tambang emas bawah tanah dengan kandungan emas yang tinggi tersebut atau 4,9 g/t pada semester II-2027.
“Kandungan emas yang tinggi tersebut akan terlihat dalam peningkatan produksi emas yang signifikan di akhir tahun 2027,” tandas dia.
Selanjutnya: Saham BBNI Ditutup Turun 2,84% Rabu (6/8), Nilai Transaksi Tembus Rp115,5 Miliar
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok di Jakarta & Sekitarnya, Hujan Sangat Lebat di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News