Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatatkan kinerja keuangan yang impresif pada kuartal I-2025 dengan pendapatan mencapai US$ 63,32 juta. Angka ini melonjak 211% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 20,33 juta.
Peningkatan pendapatan tersebut turut mendorong lonjakan laba bersih BRMS sebesar 296% menjadi US$ 14,85 juta, dari sebelumnya US$ 3,75 juta pada kuartal I-2024. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan volume penjualan emas serta kenaikan harga jual.
Selama tiga bulan pertama 2025, BRMS berhasil menjual 689 kilogram emas, naik 128% dibandingkan penjualan pada kuartal I tahun lalu yang sebanyak 299 kilogram.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Bumi Resources Minerals (BRMS) yang Ditopang Kenaikan Produksi
Selain itu, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) emas juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 35%, dari US$ 2.038 per ons pada kuartal I-2024 menjadi US$ 2.809 per ons pada kuartal I-2025.
Direktur dan Chief Financial Officer BRMS, Charles Gobel, menjelaskan bahwa selama kuartal I-2025, perusahaan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 211%, laba usaha 453%, dan laba bersih 296% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kinerja keuangan yang semakin membaik tersebut dikarenakan peningkatan produksi emas dari anak usaha kami di Palu (PT Citra Palu Minerals (CPM) dan kenaikan harga jual emas," kata Charles dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Selasa (29/04).
Sementara itu, Direktur Utama dan CEO BRMS, Agus Projosasmito, menambahkan bahwa bijih emas yang diproses saat ini memiliki rata-rata kadar emas sebesar 1,5 gram per ton (g/t) dan berasal dari area tambang terbuka di Poboya, Palu.
Baca Juga: Prospek Cerah, Bumi Resources Minerals (BRMS) Fokus Tingkatkan Produksi Emas di 2025
Ke depan, BRMS menargetkan peningkatan produksi lebih lanjut dengan mulai menambang dari prospek tambang emas bawah tanah di Poboya pada semester kedua tahun 2027, berkat dukungan penuh dari PT Macmahon Indonesia (MMI).
Tambang bawah tanah ini diperkirakan memiliki rata-rata kadar emas sebesar 4,9 g/t, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi perusahaan pada akhir 2027 atau awal 2028.
Selanjutnya: Ketidakpastian Global Tinggi, Bagaimana Mengatur Portofolio Reksadana?
Menarik Dibaca: Cerah hingga Berawan, Simak Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (30/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News