kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bumi Serpong masih merajai bisnis properti


Sabtu, 28 Juli 2018 / 08:02 WIB
Bumi Serpong masih merajai bisnis properti
ILUSTRASI. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri properti di Indonesia terus berkembang seiring masifnya pembangunan infrastruktur dan meningkatnya kebutuhan hunian. Mereka juga gencar ekspansi menambah cadangan lahan untuk mempersiapkan proyek-proyek baru.

Alhasil, ekspansi bisnis tersebut mendorong pertumbuhan aset dan mempengaruhi kapitalisasi pasar di bursa saham. Berdasarkan kapitalisasi pasar per 27 Juli 2018, raja properti di Indonesia saat ini diduduki oleh Bumi Serpong Damai (BSDE) dengan total nilai mencapai Rp 28,67 triliun. Urutan kedua ada di tangan Pakuwon Jati (PWON) dengan nilai Rp 26,48 triliun. Berikutnya menyusul Metropolitan Kentjana sebesar Rp 22,85 triliun.

Tahun ini, Bumi Serpong menyiapkan belanja modal Rp 4 triliun. Dari dana itu, Rp 1 triliun untuk akuisisi lahan. Kini, BSDE tercatat memiliki landbank seluas 2.500 hektare (ha) sampai 2.600 ha. Sampai semester I-2018, BSDE mencetak marketing sales Rp 3,8 triliun, melonjak 50% ketimbang periode sama tahun lalu yang senilai Rp 2,5 triliun.

Pencapaian tersebut setara 52% dari target mereka tahun ini sebesar Rp 7,2 triliun. Hermawan Wijaya, Direktur BSDE mengatakan, kenaikan marketing sales hasil dari peluncuran produk-produk baru yang diminati konsumen. Penjualan pemasaran ini ditopang oleh peluncuran kluster baru di The Zora, Jadeite, Tevana dan Zeva di BSD City.

"Kami akan terus menghadirkan produk-produk baru untuk menangkap peluang dari pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin membaik," katanya, Jumat (27/7).

Begitu juga dengan Hanson International akan terus melakukan penambahan lahan di wilayah proyek-proyek eksisting seperti di Kabupaten Tangerang, Parung Panjang, dan Maja. Pengembang milik Benny Tjokrosapuro ini akan menyiapkan Rp 800 miliar-Rp 1 triliun untuk belanja lahan tahun ini.

Dessy A Putri, Head Public Relation and Communication Hanson International menyebutkan, total landbank milik Hanson saat ini masih cukup luas. "Di Maja terdapat sekitar 3.400 hektare (ha), di wilayah Serpong-Parung Panjang sekitar 850 ha, di Bekasi 470 ha, dan sekitar 58 ha di Tigaraksa," bebernya.

Tak ketinggalan, SMRA juga terus melanjutkan ekspansi bisnis. Pengembang ini akan akan menggarap kawasan kota mandiri baru bertajuk Summarecon Mutiara di Makassar pada kuartal III-2018. Untuk ekspansi bisnis, Jemmy Kusnadi, Sekretaris Perusahaan SMRA bilang, pihaknya menganggarkan belanja modal Rp 2,4 triliun tahun ini untuk pengembangan kawasan properti dan akuisisi lahan.

Setali tiga uang dengan CTRA yang tak kalah getol merilis proyek anyar untuk mengejar target penjualan pemasaran Rp 7,7 triliun tahun ini. Dalam menambah lahan, Ciputra Group lebih banyak berkongsi dengan pemilik lahan. Tulus Santoso, Direktur CTRA menyebutkan, total landbank mereka saat ini mencapai 6.000 ha. "Itu tersebar di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Adapun Intiland menyiapkan belanja modal Rp 2 triliun. Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono bilang, sebagian besar modal tersebut akan digunakan untuk membiayai berbagai proyek yang sedang dan akan dikerjakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×