Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - MAKASSAR. BUMN Klaster Pangan kembali membuat terobosan di sektor perikanan dengan melakukan ekspor perdana Gurita Steam (ready to eat) dan Gurita Whole Frozen volume 132 ton atau sebanyak 6 kontainer 40 feet ke Amerika Serikat melalui PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus.
Pelepasan ekspor dilakukan oleh Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Perinus Sigit Muhartono, serta Kepala Dinas Perikanan Pemprov Sulawesi Selatan Irsan Hapid pada Sabtu (25/9) kemarin di Makassar, Sulawesi Selatan.
Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, BUMN Klaster Pangan berkomitmen penuh dalam memperkuat sektor perikanan nasional melalui peningkatan produktivitas, ekspor, serta pengembangan produk-produk perikanan yang bernilai tambah dan berkualitas. Ekspor perdana gurita ke Amerika Serikat ini menjadi awal yang baik untuk membuka peluang ekspor komoditas perikanan lainnya ke negara tersebut.
Kegiatan ekspor di sektor perikanan merupakan salah satu penyumbang devisa negara. Oleh karenanya, perikanan menjadi salah satu lini bisnis BUMN Klaster Pangan yang sangat strategis.
“Untuk itu, kami terus melakukan optimalisasi serta mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki, salah satunya mengoptimalisasi potensi gurita di Sulawesi Selatan yang cukup besar, di mana gurita menjadi salah satu produk unggulan yang banyak diekspor dari Sulawesi Selatan,” ujar Arief dalam siaran pers yang diterima Kontan, Sabtu (25/9).
Baca Juga: Penggabungan BUMN Pangan akan perbaiki ekosistem pangan di Indonesia
Menurut Arief, kegiatan ini sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir bahwa demi membangun ketahanan pangan, terutama di industri perikanan Indonesia, perusahaan-perusahaan BUMN harus memberikan dukungan maksimal agar para nelayan naik kelas, serta dukungan distribusi hasil tangkapan untuk peningkatan kesejahteraan nelayan.
“Sejalan dengan arahan Menteri Erick untuk bantu nelayan naik kelas, BUMN Klaster Pangan sektor Perikanan mewujudkannya dengan terus menyerap hasil tangkapan nelayan dan mendistribusikan hingga ke Amerika Serikat maupun negara lainnya.” jelas Arief.
Ekspor perdana gurita ini semakin menambah daftar negara tujuan dan jenis produk perikanan yang telah diekspor Perinus. Untuk meningkatkan ketersediaan dan menjaga keberlanjutan, Perinus terus memperkuat perannya sebagai off taker hasil tangkapan nelayan. Selain untuk memastikan stok, hal tersebut juga dalam rangka membantu nelayan naik kelas dan memiliki kepastian pasar.
Sementara itu, Direktur Utama Perinus Sigit Muhartono mengatakan, ekspor perdana ke Amerika Serikat dilakukan dengan pre order (PO) tahap awal sebanyak 132 ton atau dengan nilai sekitar Rp 13 miliar. Sebelumnya, Perinus juga telah melakukan ekspor produk gurita steam dan whole frozen ke Jepang.
“Sebelumnya, kami juga baru melepas ekspor perdana ke China untuk produk ikan kaca piring sebanyak 12 ton. Dalam waktu dekat, Perinus juga akan melakukan ekspor perdana ke China untuk produk ikan layur beku sebanyak 25 ton dan ke Philipina untuk produk ikan Marlin,” ungkap Sigit.
Dia menambahkan, bertambahnya aktivitas ekspor yang dilakukan perusahaan tidak terlepas dari kesiapan sarana dan prasarana produksi yang mendukung, di antaranya berupa Air Blast Frezer (ABF) kapasitas 119 ton per hari dan Cold Storage kapasitas 3.837 Ton.
“Untuk mendukung aktivitas ekspor produk perikanan yang semakin masif, kami terus melakukan penguatan sarana produksi. Hal tersebut untuk memastikan produk yang dipasarkan memiliki kualitas yang baik,” tutur Sigit.
Menurutnya, aktivitas ekspor yang terus digenjot ini diharapkan akan berkontribusi bagi peningkatan pendapatan daerah serta turut memperkuat sektor perikanan nasional, di samping juga terus berkontribusi membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan sebagai mitra strategis perusahaan.
Sementara itu Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya ekspor komoditas perikanan dan kelautan di wilayah Sulawesi Selatan.
Ia mengatakan, ke depannya peran Sulawesi Selatan dalam pembangunan nasional untuk sektor kelautan dan perikanan akan semakin besar karena permintaan yang tinggi atas komoditas di sektor tersebut.
Baca Juga: Perum Perindo kembangkan merek Ikanaku menjadi mass product
Untuk itu, Plt Gubernur Sulawesi Selatan mengajak berbagai pihak yang terkait untuk bersinergi meningkatkan akselerasi dan koordinasi guna mendorong komoditas unggulan Sulawesi Selatan utamanya komoditas ekspor.
Berdasarkan data statistik, produksi perikanan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 tercatat sebesar 4.102.319 ton yang terdiri dari perikanan budidaya sebesar 3.713.111 ton dan perikanan tangkap sebesar 389.208 ton. Komoditas hasil tangkapan di laut yang menjadi salah satu primadona selain tuna, yaitu komoditas gurita.
Produksi gurita Sulawesi Selatan pada tahun 2020 sebesar 529 ton dan pada tahun 2021 semester I produksi gurita sebesar 240 ton. Ekspor Gurita Pada Tahun 2020 sebesar 2.151 ton dengan nilai sebesar US$ 10,7 juta dengan negara tujuan terbesar yaitu Amerika Serikat sebesar 811 Ton, Italia sebesar 294 Ton, dan Jepang 235 ton.
Adapun pada Tahun 2021 sampai dengan Bulan Juli, ekspor gurita tercatat sebesar 2.170 ton dengan nilai US$ 10,1 Juta dan negara tujuan terbesar yaitu Amerika Serikat sebesar 986 ton.
Selanjutnya: Gandeng Warung Pangan besutan PT BGR Logistics, Perum Perindo penetrasi ke swalayan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News