Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tampaknya semakin tergiur untuk menikmati cuan bisnis properti. Perusahaan pelat merah melalui anak-anak usahanya mulai gencar mengembangkan bisnis properti.
Anak-anak usaha BUMN ini tercatat telah menguasai landbank dalam jumlah yang cukup besar dan siap bersaing dengan pengembang swasta yang sudah lama berkecimpung di industri properti.
PT PP Properti Tbk (PPRO) misalnya telah menguasai lahan cadangan seluas 84 hektare (ha) per akhir April 2017 yang tersebar di beberapa wilayah yang cukup strategis seperti Bekasi, Semarang, TB Semarang Jakarta, Surabaya dan lain-lain. Meskipun masih memiliki landbank yang cukup banyak, anak usaha PTPP ini berencana untuk terus ekspansi lahan.
Indaryanto, Direktur Keuangan PPRO mengatakan, menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk menambah cadangan lahan. "Kita akan tambah baik lewat akuisisi sendiri maupun lewat kerjasama dengan pemilik lahan." katanya pada KONTAN, Selasa (2/5).
Landbank terbesar yang dimiliki PPRO ada di Grand Kamala Lagoon (GKL) Bekasi seluas 29,5 ha dan sudah mulai dikembangkan secara bertahap. Kemudian perusahaan memiliki lahan dibeberapa di Surabaya yang akan dikembangkan menjadi proyek-proyek vertikal.
Tahun ini, PPRO akan fokus bidik lahan baru di wilayah Bandung, pinggiran Jakarta, Semarang dan Surabaya. Sementara untuk pengembangan, perusahaan ini akan fokus mengembangkan proyek highrise building.
Sementara Jasamarga Properti saat ini telah memiliki landbank 17, 6 ha yang tersebar di beberapa lokasi. Tahun ini, Jasamarga Properti menyiapkan capex Rp 144 miliar untuk tambah lahan 15 ha di Bogor dan karier tol Jakarta - Cikampek. "Kami untuk tambah lahan akan fokus di koridor jalan tol Jasamarga," Danny, Direktur Jasamarga Properti.
Tahun ini, Jasamarga Properti akan meluncurkan tiga proyek baru. Proyek pertama sudah dirilis dan dibangun mulai Februari lalu yakni gedung kantor Office One pesanggrahan Jakarta seluas 1.433 meter persegi (m2) setinggi enam lantai.
Sementara proyek kedua yakni perumahan Green View Residence Sidoarjo akan yang akan dibangun di lahan 7,14 ha sebanyak 453 unit dan proyek ketiga perumahan Royal Pandaan Residence di Pandaan seluas 6,5 ha dengan kapasitas 345 unit. Dua perumahan tersebut akan dirilis masing-masing kuartal IV dan kuartal III tahun ini.
Adapun PT Wijaya Realty sudah memiliki landbank lebih dari 600 ha yang juga tersebar dibanyak lokasi. Perusahaan ini memiliki lahan 430 ha di Tegalluar Bandung yang akan dikembangkan menjadi kawasan Transit Oriented Development (TOD) melalui anak usahanya PT Tegalluar City Development (TCD). Ini nantinya akan dibangun menjadi kawasan terpadu yang akan terintegrasi dengan stasiun moda tranportasi kereta cepat Jakarta-Bandung.
Lalu Wika Realty juga memiliki lahan 6 ha di MT Haryono Jakarta yang akam dibangun menjadi kawasan TOD juga karena akan terintegrasi dengan salah satu stasiun Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek. Di wilayah Antapani Bandung, perusahan juga memiliki lahan lagi seluas 1,5 ha yang akan dibangun menjadi apartemen tiga tower berkapasitas 2.000 unit pada semester I ini.
Kemudian di Bendungan Hilir terdapat lahan 4,2 ha, di Paranglo Makassar 81 ha yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, pelabuhan Ratu 50 ha, dan Samrinda 56 ha.
Untuk melanjutkan ekspansi bisnisnya, Wika Realty akan menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 2,4 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk menambah lahan baru dan untuk pengembangan properti.
Sedangkan anak usaha PT Timah Tbk (TINS) yakni PT Timah Persada Properti memiliki landbank di beberapa lokasi di Jabodetabek yang mulai dikembangkan tahun ini. Pertama, perusahaan memiliki lahan 176 ha di Bekasi yang akan dibangun menjadk kawasan terpadu.
Tahap pertama telah diluncurkan perumahan bertajuk Familia Urban seluas 15 ha baru-baru ini. Mereka menawarkan sebanyak 780 unit rumah tapak dengan harga Rp 400 juta-Rp 1,1 miliar.
Lahan kedua berlokasi di Kelapa II Depok seluas 1,2 ha yang akan dikembangkan menjadi kluster perumahan sebanyak 78 unit dan lahan ketiga seluas 2.000 m2 di Pondok Cabe yang akan dibangun sebanyak 12 unit rumah tapak.
Timah Properti masih akan fokus menggarap lahan yang dimiliki induknya tahun ini. Namun mulai tahhn depan, perusahaan akan mulai melakukan akuisisi sendiri.
Bisnis properti pastinya memberikan imbal hasil besar. Namun, seharusnya lahan bisnis ini jadi ladang bagi sektor swasta, sedangkan BUMN harus terjun ke bisnis yang lebih beresiko dan sepi peminat demi memancing investor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News