Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan mandatori perluasan biodiesel 20% menampilkan sejumlah risiko, keuntungan dan potensi dari penggunaan bahan nabati ini dalam mesin industri. Salah satu risikonya adalah penggantian filter akan lebih sering, namun mesin akan menjadi lebih bersih.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menjelaskan, untuk Perusahaan Listrik Nasional (PLN), terdapat beberapa dampak dalam menggunakan biodiesel pada pembangkit listrik.
"Periode pemeliharaan pembangkit jadi lebih pendek, dan frekuensi penggantian filter jadi lebih banyak, dan penggunaan bahan bakar lebih tinggi," kata dia, Rabu (26/9).
Kemudian untuk sektor transportasi lokomotif atau kereta api, dengan mandatori B20 ini, artinya akan terjadi perubahan pada ratusan filter pada unit lokomotif. Selain itu, bahan rubber hose berpotensi lebih cepat aus dari sebelumnya.
Namun Fajar menyatakan, dampak positif dari penggunaan B20 ini akan memiliki efek pencucian lebih baik pada mesin dimana tangki akan jadi lebih bersih. Tapi masalahnya terjadi saat konversi awal dimana menimbulkan kotoran yang banyak.
Oleh karenanya, pihaknya akan terus mendorong penggunaan B20 sesuai dengan mandat dari pemerintahan. Apalagi dalam perhitungannya, kebijakan mandatori B20 ini dapat menghemat pendapatan devisa negara hingga US$ 5,5 miliar pada tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News