kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Buruh di KBN dipaksa tandatangani upah Rp 2,1 juta


Senin, 25 November 2013 / 14:57 WIB
Buruh di KBN dipaksa tandatangani upah Rp 2,1 juta
ILUSTRASI. Pembangunan gedung?Hyperscale Data Center Campus (H2) di Karawang. DCI Indonesia (DCII) memantapkan langkah dalam menambah bidang usaha.


Reporter: Emma Ratna Fury | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Beberapa perusahaan asing yang berada di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Jakarta Utara disinyalir tidak akan menerapkan UMP seperti yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

Hal itu diungkapkan oleh Bayu Murnianto, Ketua Umum Forum Serikat Buruh Indonesia. Bahkan menurut Bayu, para buruh di kawasan tersebut dipaksa untuk menandatangani penangguhan upahnya.

“Para buruh dipaksa untuk menandatangani penangguhan upah sebesar Rp 2.180.000. Mereka tidak mengikuti apa yang ditetapkan oleh Jokowi," kata Bayu usai acara Konferensi Pers tentang Aksi dan Mogok Daerah tanggal 28-29 November 2013 di Hotel Mega Cikini Jakarta Senin (25/11).

Apabila para buruh tidak mau menandatangani tersebut, maka perusahaan mengancam untuk pergi dari kawasan tersebut. "Perusahaan itu mengancam untuk hengkang, tahun lalu juga begitu. Tiap tahun juga begitu," tegasnya.

Menurut Bayu perusahaan yang menangguhkan upah tersebut adalah perusahaan dari Korea. Memang sekitar 50% dari total perusahaan yang berada di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) merupakan perusahaan Korea. Mayoritas industri yang dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut yakni garmen. "Merek-merek top semua, seperti GAP, Nike, Adidas, itu diproduksi di sana (KBN)," katanya.

Produk garmen yang diekspor itu memiliki nilai jual yang sangat mahal. Misalnya saja baju Nike untuk Baseball yang dipasarkan di Amerika dijual dengan harga Rp 7 juta. “Kami yang mengerjakan baju-baju itu dibayar lebih murah dari sehelai baju. Jelas kami kecewa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×