kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.535   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.040   60,28   0,86%
  • KOMPAS100 1.021   8,73   0,86%
  • LQ45 796   9,34   1,19%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Jumbo: Film Animasi Lokal Terlaris Sepanjang Masa di Indonesia, Mengungguli Frozen 2


Kamis, 15 Mei 2025 / 17:41 WIB
Jumbo: Film Animasi Lokal Terlaris Sepanjang Masa di Indonesia, Mengungguli Frozen 2
ILUSTRASI. Film animasi Indonesia 'Jumbo' telah mencetak sejarah sebagai film animasi dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa di Indonesia


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Film animasi Indonesia "Jumbo", yang berkisah tentang seorang anak yatim bernama Don, telah mencetak sejarah sebagai film animasi dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa di Indonesia, menyalip Frozen 2 dari Disney.

Sejak dirilis pada 31 Maret, "Jumbo" telah ditonton oleh lebih dari 9,6 juta penonton dan meraih pendapatan lebih dari US$ 20 juta di pasar domestik, sebuah pencapaian luar biasa untuk industri animasi nasional yang masih berkembang.

Cerita Lokal dengan Daya Tarik Global

Disutradarai oleh Ryan Adriandhy dan diproduksi oleh Visinema Pictures, "Jumbo" mengisahkan perjuangan Don, seorang anak desa yang kerap dibully namun berusaha bangkit dengan menggelar sebuah pertunjukan bakat.

Baca Juga: Daftar 5 Sosok Hantu Perempuan Legendaris dalam Film Horor Indonesia

Alur cerita yang kuat dan emosional ini berhasil menyentuh hati jutaan penonton dari berbagai kalangan usia. Ryan menyebut keberhasilan film ini tidak lepas dari waktu rilis yang strategis, yakni saat libur sekolah Lebaran, dan kekuatan narasi universal tentang kepercayaan diri, persahabatan, dan impian.

Kebangkitan Industri Animasi Indonesia

Menurut Angga Dwimas Sasongko, pendiri dan produser Visinema Pictures, keberhasilan Jumbo adalah bukti bahwa cerita lokal memiliki tempat spesial di hati penonton Indonesia. Ia menegaskan bahwa pencapaian ini bukan hanya tentang angka, melainkan validasi terhadap potensi kekayaan intelektual (IP) lokal.

“Melampaui Frozen 2 bukan hanya kemenangan komersial, tetapi juga simbol kebangkitan industri animasi Indonesia,” kata Angga.

Dalam lima tahun produksinya, lebih dari 420 kru, termasuk animator dan insinyur, bekerja mewujudkan film ini. Ini menjadi salah satu proyek animasi lokal paling ambisius yang pernah dibuat.

Dampak Jumbo terhadap Ekosistem Animasi Nasional

Keberhasilan Jumbo telah membuka mata para investor dan rumah produksi akan potensi besar pasar film animasi Indonesia.

Sebelumnya, banyak rumah produksi lebih memilih film aksi langsung (live-action), khususnya horor, karena dianggap lebih mudah dibuat dan memiliki basis penggemar yang jelas.

Namun kini, film animasi seperti Jumbo telah membuktikan bahwa konten keluarga dan anak-anak juga sangat menjanjikan secara komersial.

Daryl Wilson, Ketua Asosiasi Industri Animasi Indonesia, menyatakan bahwa sebelum Jumbo, kurangnya contoh sukses menjadi kendala utama dalam meyakinkan pendanaan untuk proyek animasi panjang.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Militer Tentang Pasukan Khusus Terbaik dari Dalam dan Luar Negeri

Peningkatan Permintaan Konten Animasi di Asia Pasifik

Permintaan terhadap konten animasi di kawasan Asia Pasifik terus meningkat, didorong oleh investasi platform streaming seperti Netflix, dan meluasnya distribusi digital.

Menurut laporan Research and Markets pada April 2025, pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) industri animasi Asia diperkirakan mencapai 6,88% antara 2025 hingga 2030.

Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok masih mendominasi produksi animasi, tetapi studio global kini mulai melirik Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sebagai pusat produksi outsourcing animasi berbiaya rendah dengan kualitas tinggi.

Tantangan dan Peluang Bagi Kreator Lokal

Meskipun mulai dilirik, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara Asia lainnya dalam hal pengembangan IP animasi orisinal. Industri layar lokal saat ini lebih banyak mendapatkan penghasilan dari jasa kreatif seperti desainer grafis dan concept artist, bukan dari konten yang bisa dimonetisasi secara jangka panjang.

Namun, Visinema kini mengubah arah. Angga mengungkapkan bahwa perusahaannya telah mengalokasikan US$ 10 juta untuk proyek animasi, termasuk dua film animasi panjang baru, yang diharapkan bisa mengembangkan semesta karakter Don dan teman-temannya.

Baca Juga: Ancam Posisi KKN di Desa Penari, Jumlah Penonton Film Jumbo Tembus 9,47 Juta

Antusiasme Penonton Bioskop Nasional

Operator bioskop terbesar di Indonesia, Cinema XXI, mencatat rekor lebih dari 14 juta penonton pada April 2025, jumlah tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Corporate Secretary Cinema XXI, Indah Tri Wahyuni, menyebutkan bahwa beragamnya film lokal, termasuk Jumbo, menjadi faktor utama lonjakan tersebut.

Sukses besar Jumbo membuka jalan bagi kemungkinan perluasan termasuk sekuel, musikal, atau bahkan serial animasi. Diskusi sedang berlangsung di internal Visinema untuk menentukan langkah selanjutnya. Ryan Adriandhy berharap agar karakter Don dan kisah inspiratifnya tetap membekas dalam ingatan generasi muda Indonesia.

"Harapan saya, anak-anak di masa depan masih bisa mengenali atau mengenang pengalaman menonton 'Jumbo'," kata Ryan.

Selanjutnya: Kian Digemari, Bisnis Paylater Bank Terus Merekah

Menarik Dibaca: Edukasi Masyarakat, Lion Wings Luncurkan Layanan Periksa Gigi Keliling

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×