kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Butuh Waktu 40 Hari untuk Impor Migas dari AS, Stok Nasional Bisa Terancam


Kamis, 22 Mei 2025 / 15:53 WIB
Butuh Waktu 40 Hari untuk Impor Migas dari AS, Stok Nasional Bisa Terancam
ILUSTRASI. Rencana Indonesia untuk menambah volume impor minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat (AS) terkendala masalah jarak dan waktu.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Indonesia untuk menambah volume impor minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat (AS) terkendala masalah jarak dan waktu.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan, pengiriman minyak mentah dan LPG dari AS membutuhkan waktu 40 hari, atau lebih lama jika dibandingkan impor dari Timur Tengah maupun negara Asia lainnya.

"Risiko utama adalah dari sisi jarak dan waktu, pengiriman dari AS yang jauh lebih panjang yaitu sekitar 40 hari dibandingkan sumber pasokan dari Timur Tengah ataupun negara Asia," ungkap Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR, Kamis (22/05).

Baca Juga: Pertamina Mulai Impor Minyak Rusia lewat Skema Tender

Simon menambahkan, apabila terjadi kendala pengiriman akibat faktor cuaca seperti badai ataupun kabut, maka akan berdampak langsung pada ketahanan stok migas nasional. 

"Karena itu, Pertamina saat ini sedang melakukan kajian komprehensif mencakup aspek teknis, komersial, dan risiko operasional untuk memastikan bahwa skenario peningkatan suplai dari AS dapat dilakukan secara efektif," tambah dia.

Dia juga mengatakan Pertamina memerlukan dukungan kebijakan dari pemerintah dalam bentuk payung hukum baik melalui Peraturan Presiden (Perpres) maupun Peraturan Menteri (Permen) sebagai dasar pelaksanaan kerjasama suplai energi.

Asal tahu saja, sebelum tarif resiprokal berlaku saat ini Pertamina telah memiliki kerjasama rutin dengan AS untuk supply komoditas migas yaitu untuk minyak mentah atau crude oul sekitar 4% dari total impor dan impor gas dalam bentuk LPG sekitar 57% dari total impor dengan nilai transaksi hingga US$ 3 miliar per tahun.

Sebelumnya, Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut akan meningkatkan impor migas dari negara Paman Sam itu sabagai salah satu celah untuk menurunkan tarif resiprokal yang diberikan yaitu sebesar 32%.

Baca Juga: Negosiasi Tarif AS, Indonesia Kaji Alihkan Impor Minyak dari Timur Tengah dan Afrika

Dalam kesepatan terpisah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut alasan lain pemerintah menambah volume impor karena nilai keekonomian keduanya sama seperti jika Indonesia mengimpor dari Timur Tengah.

Rencananya, porsi impor LPG dari AS ke Indonesia akan ditingkatkan hingga 80-85% dari yang saat ini hanya sekitar 54%. Sementara itu, impor minyak mentah akan ditingkatkan menjadi lebih dari 40% dari yang saat ini di bawah 4%.

Asal tahu saja, terkait jarak dan waktu pengiriman yang lebih jauh, Ketua Komite Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi (Aspermigas), Mose Rizal telah mengatakan hal ini akan berbanding lurus dengan peningkatan biaya logistik.

Baca Juga: Impor Minyak Nabati India Anjlok ke Level Terendah dalam Empat Tahun

"Iya akan naik (cost logistik) baik dari Timur Tengah maupun AS, karena lebih jauh," ungkap Moshe saat dihubungi Kontan, Senin (12/05).

Senada dengan Moshe, pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti mengatakan biaya logistik impor migas juga akan berpengaruh pada pengeluaran APBN kedepannya.

"Biaya transportasi dari AS berada dikisaran 13%-15% lebih mahal dibandingkan dari Timur Tengah, seperti yang saat ini Indonesia lakukan melalui trader dari Singapura," ungkapnya. 

Selanjutnya: Rugi Membengkak Jadi Rp 156,9 Miliar, Ini Strategi Trikomsel (TRIO) Tahun Ini

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (23/5), Daerah di Jakarta Ini Waspada Hujan Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×