kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Buwas curhat soal serapan beras oleh pasar yang masih minim


Sabtu, 15 September 2018 / 08:05 WIB
Buwas curhat soal serapan beras oleh pasar yang masih minim


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso membeberkan sejumlah hambatan dalam penyaluran beras. Salah satunya, serapan beras oleh pasar saat ini masih rendah. Hal itu terlihat dari realiasi serapan pasar yang kurang dari 1.000 ton per hari dari beras yang digelontorkan dalam Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (OP-CBP) sebanyak 15.000 ton per hari.

Budi Waseso mengatakan, rendahnya serapan ini dikarenakan stok beras di pasar masih tinggi. "Kita juga mau suplai ke Cipinang sebanyak-banyaknya tetapi mereka juga belum perlu karena masih punya stok banyak," ujar Budi Waseso, Jumat (14/9).

Untuk mengatasi rendahnya serapan ini, Bulog pun akan meningkatkan jejaring di pengecer. Bulog akan menurunkan harga jual ke pengecer menjadi Rp 8.250 per kg. "Harapannya sampai ke tingkat konsumen dengan harga Rp 8.500 per kg," tambah Budi Waseso.

Menurut pria yang kerap dipanggil Buwas ini, pasokan beras Bulog di gudang pun masih berkisar 2,4 juta ton. Padahal, menurutnya, gudang Bulog hanya mampu menampung beras sebanyak 2,2 juta ton.

Apalagi, masih ada gudang yang tengah rusak. Hal ini menyebabkan masih ada beras Bulog yang belum masuk ke gudang. Bahkan, Bulog pun harus meminjam dan menyewa gudang milik TNI AU.

Buwas pun menegaskan, melihat stok yang masih tinggi ini, izin impor yang didapatkan oleh Bulog tak harus direalisasikan. "Kalau memang tidak perlu impor ya jangan dipaksakan impor karena bebannya ke Bulog dan negara lagi. Bagaimana mungkin saya harus menyewa lagi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×