Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu produsen beras kemasan, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menargetkan penjualannya akan meningkat sebesar 10% hingga 15% di tahun ini. Bila dihitung, penjualan tahun ini akan berkisar Rp 1,32 hingga Rp 1,39 triliun mengingat penjualan di tahun lalu sekitar Rp 1,2 triliun.
Investor Relations HOKI, Dion Surijata mengatakan, pihaknya optimistis dapat mencapai target tersebut. Hal ini pun ditunjukkan dengan kinerja penjualan perusahaan di tahun ini.
Pasalnya, hingga semester I tahun ini, HOKI sudah mencatat penjualan Rp 764 miliar di mana angka ini meningkat sekitar 9% dibandingkan periode yang lama tahun lalu atau sekitar Rp 700 miliar.
Dion bilang, pihaknya tidak menerapkan strategi khusus sehingga penjualan meningkat. Menurutnya, peningkatan penjualan ini pun didorong oleh peningkatan konsumsi yang juga tumbuh.
"Ini mungkin dikarenakan konsumsi yang berambah. Kalau kami tetap berjualan seperti biasa. Apalagi tahun lalu ada kebijakan terkait Harga Eceran Tertinggi (HET), jadi harga jualnya sama," ujar Dion kepada Kontan.co.id, Senin (30/7).
Dengan adanya kebijakan HET tersebut, Dion mengaku pihaknya fokus melakukan efisiensi. Dengan begitu, perusahaan ini masih bisa mendapatkan keuntungan. Adanya efisiensi dan peningkatan penjualan ini pula membuat HOKI mampu mencatat laba di semester I tahun ini.
Pada semester I tahun ini, HOKI mencatat laba sekitar 11% atau meningkat menjadi Rp 50,4 miliar dari sebelumnya Rp 45,2 miliar.
Saat ini, pemerintah memang mengharuskan produsen untuk menjual beras sesuai dengan harga yang ditentukan. Dion mengatakan, HOKI pun siap mematuhi peraturan yang ditentukan.
Meski begitu, dia berharap tidak ada perubahan-perubahan lain karena dibutuhkan waktu yang lama bagi perusahaan untuk menyesuaikan dengan peraturan yang ada.
"Kami harap tidak ada lagi perubahan-perubahan, karena penyesuaiannya butuh waktu. Meski begitu, kami tetap ikuti aturan yang berlaku," tambah Dion
Terkait ketersediaan pasokan, Dion membeberkan pihaknya tak kesulitan mendapatkan pasokan gabah mengingat kebutuhannya yang tidak terlalu besar.
Dia mengatakan, mereka mendapatkan pasokan gabah dari Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan dari sebagian wilayah Jawa. "Jadi kami membeli yang harganya masuk, tidak ada kendala," ujar Dion.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News