kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.555.000   9.000   0,58%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Capai 831 Juta Ton, Produksi Batubara Indonesia Cetak Rekor di 2024


Jumat, 10 Januari 2025 / 13:53 WIB
Capai 831 Juta Ton, Produksi Batubara Indonesia Cetak Rekor di 2024
ILUSTRASI. Produksi batubara Indonesia mencapai rekor tertinggi baru pada tahun 2024 di tengah meningkatnya permintaan energi baik di dalam negeri maupun global.


Sumber: Bloomberg | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi batubara Indonesia mencapai rekor tertinggi baru pada tahun 2024 di tengah meningkatnya permintaan energi baik di dalam negeri maupun global.

Menurut data awal yang diperbarui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat (10/1), produksi batubara tahun lalu tahun lalu mencapai 831 juta ton. Angka tersebut 17% lebih tinggi dari target pemerintah untuk tahun 2024. Penjualan juga naik ke level tertinggi, menurut data tersebut.

Seperti dikutip Bloomberg. Indonesia adalah pengekspor batubara terbesar dunia dan bergantung padanya untuk sebagian besar kebutuhan listriknya. Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia berencana untuk menghentikan semua pembangkit listrik tenaga batubara pada tahun 2040.

Baca Juga: Gabung BRICS, Wamen ESDM Sebut Peluang Ekspor Minerba Terbuka Lebar

Menurut Badan Energi Internasional, konsumsi batubara global telah berlipat ganda dalam tiga dekade terakhir, meskipun permintaan akan mencapai titik jenuh hingga tahun 2027. Di sebagian besar negara maju, permintaan batubara telah mencapai puncaknya dan diperkirakan akan terus menurun hingga tahun 2027.

Karena produksi batubara Indonesia meningkat setiap tahun, mencapai target penghentian produksi batu bara pada tahun 2040 akan sulit dilakukan di negara yang penerapan energi terbarukannya masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga.

Produksi di produsen utama lainnya, termasuk Tiongkok, juga meningkat untuk memenuhi permintaan global, meskipun dunia sangat perlu beralih ke sumber energi yang lebih bersih.

Baca Juga: Bahlil Ditunjuk Jadi Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional

Selanjutnya: Menuju Net Zero Emission, Perbankan Dorong Pembiayaan Berkelanjutan

Menarik Dibaca: 18 Tips Efektif Mengurangi Lemak Perut yang Dapat Anda Terapkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×