kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Capaian kontrak baru mini, Acset yakin penuhi target


Selasa, 12 Juni 2018 / 14:35 WIB
Capaian kontrak baru mini, Acset yakin penuhi target


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Capaian kontrak baru PT Acset Indonusa Tbk selama Januari-Mei 2018 masih mini. Cucu perusahaan PT United Tractors Tbk tersebut mengantongi kontrak baru senilai Rp 300 miliar.

Padahal sepanjang tahun ini Acset Indonusa mengejar kontrak baru hingga Rp 10 triliun. Itu berarti capaian kontrak baru mereka baru setara dengan 3%.

Capaian kontrak baru Acset Indonusa lima bulan ini juga di bawah capaian pada periode yang sama tahun lalu. Selama Januari-Mei 2016, perusahaan berkode saham ACST di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu membukukan kontrak anyar senilai Rp 7,1 triliun.

Biarpun capaian kontrak baru masih jauh panggang dari api, Acset Indonusa bergeming dengan target yang sudah ditetapkan. Mereka tak berencana merevisi target kontrak 2018. "Kami masih optimistis dengan target," ujar Maria Cesilia Hapsari, Sekretaris Perusahaan PT Acset Indonusa Tbk kepada Kontan.co.id, Rabu (6/6) pekan lalu.

Asal tahu, sebagian besar kontrak baru Acset Indonusa berupa pekerjaan pondasi. Hanya Rp 30 miliar yang berupa pekerjaan struktur.

Kalau dari pemberi kerja, mayoritas kontrak baru berasal dari perusahaan swasta. Kebanyakan, Acset Indonusa berperan sebagai sub kontraktor. Beberapa proyek tersebut seperti Rp 30 miliar Fly Ash Silo di Batang, Jawa Tengah, Rp 40 miliar Graha Pertamina, Rp 20 miliar Silo Tanjung Jati, Rp 173 miliar Proyek Patimban, dan Rp 30 miliar struktur VO Apartemen Borobudur.

Salah satu proyek yang berasal dari pemerintah adalah Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Namun perlu dicatat, Acset Indonusa mendapatkan proyek itu karena menjadi sub kontraktor dari perushaaan Jepang. "Kami dapat dari kontraktor Jepangnya," kata Maria.

Sebelumnya pada akhir Mei 2018 lalu, Kementerian Perhubungan menetapkan lima kontraktor pemenang proyek Pelabuhan Patimban. Tiga di antaranya adalah perusahaan Jepang dengan total kepemilikan saham 70%. Pemilik sisa saham meliputi 18% PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dan 12% PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Soal dana pengembangan proyek, tampaknya Acset Indonusa tak khawatir. Menurut keterbukaan informasi BEI 6 April 2018, mereka telah meneken Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham senilai Rp 1,6 triliun dengan United Tractors pada 1 Maret 2018. Bunga pinjaman JIBOR+3% atau setara dengan 6,46% per tahun. Sementara jangka waktu perjanjian hingga 21 Desember 2019.

Nilai pinjaman dari United Tractors setara dengan 111,3% dari ekuitas Acset Indonusa per 31 Desember 2017 yang sekitar Rp 1,44 triliun. Karena lebih dari 50% dari ekuitas, transaksi tersebut bersifat material

Hingga 31 Maret 2018, Acset Indonusa mencetak pertumbuhan pendapatan bersih 44,94% year on year (yoy) menjadi Rp 733,73 miliar. Sementara laba tahun berjalan tercatat Rp 38,53 miliar atau tumbuh 26,44% yoy. Jasa konstruksi adalah kontributor utama pendapatan bersih perusahaan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×