Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) masih getol menggelar ekspansi bisnis di sepanjang tahun ini. Tidak tanggung-tanggung, emiten cetakan sarung tangan ini bahkan tengah menimbang opsi untuk menambah besaran anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini.
Rencananya, alokasi tambahan capex akan digunakan untuk membangun gedung baru serta membeli mesin produksi cetakan sarung tangan. Rencana ini berdasar pada prospek kebutuhan sarung tangan kesehatan global yang diproyeksikan terus mengalami peningkatan tiap tahunnya di masa mendatang.
Kencenderungan yang demikian tidak terlepas dari meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebersihan di banyak negara yang terus meningkat, terutama pasca merebaknya pandemi corona (Covid-19) di berbagai belahan dunia. Hal ini pada gilirannya diperkirakan bakal turut mengerek permintaan cetakan sarung tangan di pasar ekspor.
Baca Juga: Harga Gas Industri Turun Jadi Angin Segar, Ini Dampaknya ke KRAS, MARK hingga ARNA
“Bisnis cetakan sarung tangan sendiri berbanding lurus dengan bisnis sarung tangan, jika permintaan sarung tangan naik otomatis cetakan juga naik dengan sendirinya,” terang Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, Ridwan Goh saat dihubungi Kontan.co.id pada Jumat (15/5).
Rencana ini juga didukung oleh tren kinerja MARK yang relatif kokoh meski di tengah-tengah kondisi yang serba sulit akibat pandemi. Ridwan tidak memungkiri bahwa penjualan ekspor ke salah satu pasar ekspor terbesar MARK, yakni Malaysia sempat mengalami penurunan seiring adanya pemberlakuan kebijakan lockdown di negara tersebut.
Namun demikian, penjualan ke negeri Jiran yang sempat turun berhasil diimbangi dengan adanya lonjakan permintaan cetakan sarung tangan dari China. Alhasil, MARK mendapati kenaikan penjualan sekitar 10%-12% dibanding bulan sebelumnya pada awal kuartal II tahun ini.
Sayangnya, Ridwan belum membeberkan rincian informasi rencana penambahan capex. Maklum saja, agenda tersebut masih berada dalam tahap perencanaan. MARK sendiri masih melakukan perkembangan situasi lebih lanjut sebelum menentukan apakah rencana penamabahan capex jadi dilakukan atau tidak.
“Masih dikondisikan dengan kesiapan manpower kami, kami juga perlu waktu untuk melakukan training dan lain-lain, namun kami tetap menjaha protokol pencegahan penyebaran covid-19, termasuk physical distancing,” kata Ridwan.
Satu hal yang pasti, sembari kajian dilakukan, MARK terus mengawal agenda ekspansi perluasan usaha untuk menjajal bisnis sanitasi. Hingga April 2020 lalu, MARK telah menyerap sekitar 75%-80% dari capex sebesar Rp 40 miliar untuk membeli mesin, membangun gudang, serta beberapa kebutuhan lainnya.
Sementara eksekusi pemasangan mesin-mesin ke gedung pabrik yang telah rampung sejak tahun 2019 lalu baru akan dilakukan setelah teknisi dari luar negeri bisa datang ke Indonesia nanti.
Baca Juga: Harga gas turun Mark Dynamics (MARK) bisa hemat bahan bakar gas hingga 4%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News