Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) tak kepincut bisnis downstream minyak dan gas (migas) seperti perusahaan energi lain. Meski harga minyak masih tiarap, mereka tetap pada jalur bisnis upstream alias eksplorasi migas.
Energi Mega bisa memproduksi 11.500 - 12.000 barel minyak per hari dan 200 juta - 230 juta kaki kubik gas per hari. "Kami tidak trading, tidak downstream juga, soal target produksi tentu kami konsisten," ujar Didit A. Ratam, Direktur PT Energi Mega Persada Tbk, Jumat (12/8).
Semua produksi gas Energi Mega untuk pasar domestik. Sementara untuk minyak, hanya 10% bagian pasar domestik. Sebanyak 90% selebihnya untuk pasar ekspor.
Meski mengaku tak terkendala dari sisi produksi, harga minyak tetap meresahkan Energi Mega Persada. Beruntung, harga gas yang mereka salurkan cukup stabil di harga rata-rata US$ 6,1 per kaki kubik per hari. Dus, mereka memprediksi 60% pendapatan tahun ini dari bisnis gas dan 40% dari bisnis minyak.
"Kalau dari revenue tahun ini kami terbantu gas yang naik 3% dari tahun lalu, tinggal menunggu minyak saja pergerakannya seperti apa," kata Didit.
Chief Investor Relations PT Energi Mega Persada Tbk Herwin Hidayat bilang, ke depan Energi Mega berpotensi memproduksi gas lebih banyak lagi.
Pasalnya, perusahaan berkode ENRG di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu telah mengantongi persetujuan plan of further development (POFD) dari SKK Migas untuk mengembangkan lapangan gas Seng dan Segat di Blok Bentu di Pelalawan, Riau.
Hitungan Energi Mega Persada, produksi gas Bentu bisa menyentuh 100 juta kaki kubik per hari. "Produksi sekarang mendekati 60 juta kaki kubik per hari," ujar Herwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News