Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Cargill International mengklaim, saat ini 93% produk minyak sawitnya sudah dapat ditelusuri dan memenuhi syarat keberlanjutan. Cargil menargetkan pada tahun 2020, 100% produk minyak sawit sudah memenuhi asas tranparansi, traceable serta sustainable palm supply chain. Hal itu disampaikan dalam rilis resmi Cargil.
Dalam laporan itu, Cargill menguraikan kunci keberhasilan jangka panjangnya didasarkan pada langkah kebijakan yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat serta bisnis perusahaan. Perusahaan multinasional ini mengklaim tetap memegang teguh komitmen no deforestation, peat and exploitation (NDPE).
"Cargill senantiasa bekerja untuk memastikan bahwa semua minyak sawit dan produk sawit yang dihasilkan, diperdagangkan atau proses sejalan dengan komitmen NDPE tersebut," seperti dikutip KONTAN dari laporan resmi Cargil, Senin (10/4).
Pada tahun 2016, masih dalam laporan itu, Cargill terus memperkuat komitmen untuk minyak sawit berkelanjutan dengan jangkauan dan pengaruh lebih luas untuk mendorong berbagai inisiatif baru, terutama untuk hal-hal yang dikenal dengan lima pilar, yakni traceability, supplier engagement, sustainable plantations, smallholder programs serta partnerships and collaborations.
Untuk traceability, dipaparkan bahwa Cargill mencapai 93% untuk ketertelusuran gabungan hingga tingkat pabrik (97% untuk kernel/inti sawit dan 93% untuk palm/sawit) dan 39% ketertelusuran gabungan hingga tingkat perkebunan (18% dari kernel/inti sawit dan 42% untuk palm/sawit) pada kuartal keempat di tahun 2016 untuk seluruh sawit yang Cargill pasarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News