Reporter: Leni Wandira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chakra Satu Indonesia, melalui merek Chakra One, menargetkan ekspansi signifikan dalam penjualan cerutu lokalnya, dengan fokus pada retail modern dan pasar ekspor menjelang 2025.
Menurut Noverizky Tri Putra, salah satu pemilik Chakra One, perusahaan ini berkomitmen untuk mempopulerkan cerutu lokal dan menjadikannya dapat diakses oleh berbagai kalangan.
“Chakra One adalah cerutu yang kami buat dari tembakau lokal, bekerjasama dengan UKM dan perusahaan lokal terkenal di Jember, seperti MDR,” ungkap Noverizky dalam keterangan resminya, Jumat (6/9).
Ia menekankan bahwa Chakra One tidak ingin terkesan eksklusif dan mahal. Sebaliknya, mereka ingin cerutu ini dapat dinikmati oleh semua orang tanpa memandang status sosial.
Baca Juga: Aturan Soal Rokok Lebih Ketat: Perlindungan Kesehatan atau Pembatasan Bisnis?
Dengan memanfaatkan bahan baku dari budidaya tembakau lokal, Chakra One juga menggandeng petani-petani di Jember untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi lokal.
“Kami bekerjasama dengan pabrik MDR di Jember yang mengelola seluruh proses produksi cerutu, mulai dari rolling hingga packaging,” jelasnya.
Dalam upayanya untuk memperluas jangkauan pasar, Chakra One mengincar penjualan di berbagai convenience store seperti Indomaret dan Alfamidi.
“Kami ingin cerutu ini bisa dinikmati di berbagai tempat, bukan hanya di toko-toko khusus atau outlet premium,” kata Noverizky.
Chakra One juga mempersiapkan rencana ekspansi ke pasar internasional, dengan target utama di Asia Tenggara, Amerika, dan Eropa.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tembakau berkualitas tinggi yang bisa bersaing di pasar global,” tambahnya.
Saat ini, Chakra One memproduksi sekitar 2.000 batang cerutu per dua bulan, dengan rencana untuk meningkatkan produksi menjadi 5.000 batang per bulan pada Januari mendatang. Produsen cerutu ini juga mengaku bisa meraup omzet hingga ratusan juta per bulan-nya.
Meskipun menghadapi tantangan seperti kenaikan tarif cukai, Chakra One tetap optimis dalam menjaga kualitas produk sambil berkolaborasi dengan pemerintah.
Baca Juga: Kinerja Industri Rokok Terhimpit Kenaikan Tarif Cukai
“Kami memahami dampak dari kenaikan cukai, namun kami percaya ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan memperluas pasar,” katanya.
Dengan harga yang terjangkau, yakni Rp160.000 per batang atau Rp1.500.000 per kotak, Chakra One berupaya menghilangkan stigma bahwa cerutu adalah barang mahal dan eksklusif.
“Kami ingin cerutu ini menjadi pilihan yang accessible dan dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat,” pungkasnya.
Ke depan, Chakra One berharap dapat mengatasi tantangan pasar dan mencapai target ekspansi dengan memanfaatkan potensi tembakau lokal yang luar biasa di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News