Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perusahaan batubara asal Kanada, Challenger Deep Resources Corporation, berencana menjual 100% saham anak usahanya di Indonesia, PT Bestindo Energy, kepada perusahaan Australia. Saat ini, Bestindo Energy belum melakukan produksi alias masih eksplorasi.
Ranjetet Shunder, Presiden Direktur Challenger Deep Resources Corp menjelaskan, pihaknya telah menandatangani letter of intent (LoI) untuk penjualan proyek batubara Barito di Kalimantan Tengah kepada perusahaan Australia. "Kalau kami sudah sampai pada kesepakatan akhir dalam dua minggu ke depan, saya akan menginformasikan kepada Anda nama pembelinya," ujar dia kepada KONTAN, Senin (7/4) yang masih menutup informasi nama pembeli Bestindo.
Yang jelas, harga penjualan saham Bestindo Energy dalam perjanjian ini sebesar US$ 2 juta. Namun pembayaran jual beli Bestindo Energy ini tidak dilakukan sekaligus. Sang pembeli akan mencicil pembayaran dengan rincian sekitar US$ 50.000 dibayarkan saat penandatanganan LoI. Lalu, sebesar US$ 100.000 akan dibayarkan saat penandatanganan conditional share purchase and sale agreement (CSPA & SA).
Selanjutnya, US$ 150.000 akan dibayarkan 60 hari setelah penandatanganan CSP & SA. Kemudian sebesar US$ 500.000 akan dibayarkan saat izin sementara dari Kementerian Kehutanan (Kemhut) disetujui. Terakhir US$ 1,2 juta diserahkan saat izin dari Kemhut keluar dan produksi komersial dimulai. Meski seluruh saham Bestindo dijual, rupanya ada klausul kesepakatan soal pemberian royalti ke Challenger Deep Resources.
"Kami akan mendapat royalti US$ 2 per ton dari perusahaan Australia itu dan kesepakatan ini akan segera efektif, setelah pembeli mengambil tanggung jawab untuk semua pengeluaran Bestindo Energy dan proyek Barito," papar Ranjetet.
Pada proyek Barito, Challenger Deep Resources memiliki dua konsesi tambang di bawah anak usaha PT Bestindo Energy yakni, CV Kara Elmas Madenleri (KEM) dan PT Alam Bahtera Barito Raya (ABBR).
Saat ini, KEM memiliki konsesi di Muara Teweh, Kalimantan Tengah dengan luas 335 hektare (ha) dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi. Sedangkan konsesi ABBR juga terletak di Muara Teweh dengan luas konsesi 1.787 ha serta mengantongi IUP Operasi produksi. Proyek Barito memiliki kualitas batubara thermal berkalori 5.500 kkal/kg-6.300 kkal/kg. Meski bakal menjual konsesi di Barito , Challenger masih memiliki punya empat tambang batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News