kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.319   123,08   1,71%
  • KOMPAS100 1.123   18,73   1,70%
  • LQ45 894   17,08   1,95%
  • ISSI 223   1,96   0,89%
  • IDX30 459   10,51   2,34%
  • IDXHIDIV20 553   13,62   2,52%
  • IDX80 129   1,71   1,35%
  • IDXV30 137   2,44   1,81%
  • IDXQ30 153   3,41   2,29%

Chandra Asri bertekad kurangi impor bahan baku


Minggu, 26 Juli 2015 / 18:25 WIB
Chandra Asri bertekad kurangi impor bahan baku


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemichal Tbk (TPIA) berencana membangun mini-refenery guna mengurangi impor bahan baku yaitu naphta. Direncanakan beroperasi pada 2019, mini refenery ini diperkirakan bisa menekan impor bahan baku 50%-70%.

"Pembangunan mini refenery ini agar kami bisa bikin bahan baku produksi sendiri. Ke depannya agar bisa mengurangi impor naphta," ujar Suhat Miyarso, Vice President Corporate Relation TPIA pada KONTAN, Minggu (26/7).

Saat ini TPIA mengimpor 1,7 juta ton naphta per tahun. Adapun tahun depan, mereka akan membutuhkan 2,5 juta ton naphta per tahun. "Karena adanya penambahan kapasitas produksi dari naphta cracker, kebutuhan impor bahan baku kami juga meningkat," ujar Suhat.

Perusahaan mengalokasikan investasi sebesar US$ 740 juta untuk membangun mini refenery tersebut. Mini refenery tersebut akan dibangun masih berlokasi di kompleks pabrik TPIA di Cilegon.

Nantinya mini refinery tersebut akan memproduksi 100.000 barel kondensat per hari. Awalnya diperkirakan produksi kondensat tersebut bisa akan diolah menjadi naphta sebesar 2,5 juta ton per tahun.

Rinciannya meliputi 1,3 juta ton naphta ringan yang akan digunakan perusahaan, dan 1,2 juta ton naphta berat yang bisa diolah menjadi petrokimia jenis aromatik. "Namun saat ini masih kami lihat dulu, bagaimana ketersediaan dan pasar kondensat di 2019. Masih menanti kajian dan studi terlebih dahulu," ujar Suhat.

Saat ini perusahaan tengah melakukan feasibility studies dan rencananya akan mulai dibangun 2017 dan siap beroperasi 2019. "Bila sudah beroperasi, nanti bisa kurangi impor naphta bisa 50%-70%" ujar Suhat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×