Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) memberi isyarat tak melanjutkan pengembangan tahap II Blok Indonesia Deep Water Development (IDD) pasalnya blok tersebut tak masuk dalam portfolio global perusahaan migas asal Amerika Serikat tersebut.
Tak masuknya pengembangan Blok IDD dalam portfolio global membuat ptensi mendapatkan modal semakin kecil bagi Chevron. Praktisi Hulu Migas Tumbur Parlindungan menilai mundurnya Chevron menjadi sinyal kurang baik bagi iklim investasi tanah air. "Bisa menjadi salah satu signal yang kurang baik untuk iklim investasi Indonesia terutama migas," terang Tumbur kepada Kontan.co.id, Kamis (23/7).
Ia melanjutkan, ada beberapa kemungkinan yang membuat Chevron enggan melanjutkan pengembangan Blok IDD. Antara lain, kondisi global dimana harga minyak tertekan sementara Blok IDD merupakan proyek laut dalam yang secara keekonomian mungkin kurang baik pada kondisi saat ini.
Baca Juga: Usai Shell minggat dari Masela, kini Chevron kirim sinyal hengkang dari Blok IDD
Selain itu, alih kelola Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina bisa jadi turut mempengaruhi pertimbangan Chevron. "Chevron tidak ada base operation di Indonesia karena aset mereka di Sumatera akan dikembalikan ke Indonesia tahun 2021," ujar Tumbur.
Tak hanya itu, Tumbur mengungkapkan iklim investasi tanah air mungkin saja dinilai tidak menarik bagi Chevron. "Harus perbaiki iklim investasi dengan dibandingkan negara kompetitor dan menjaga kesucian kontrak," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News