kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

China investasi US$ 350 juta untuk bangun pabrik semen di Jateng


Rabu, 04 Mei 2011 / 09:10 WIB
China investasi US$ 350 juta untuk bangun pabrik semen di Jateng
ILUSTRASI. Luncurkan prosesor baru, ini daftar lengkap AMD Ryzen 4000 Series dilengkapi APU


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Perusahaan China, CTIEC akan membangun pabrik semen di Grobogan, Jawa Tengah. Pembangunan pabrik semen itu akan menghabiskan dana investasi sebesar US$ 350 juta.

Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan CTIEC sudah menyatakan komitmennya untuk berinvestasi di sektor semen. "Mereka akan menemui saya untuk membicarakan rencana investasi itu," kata Hidayat, Selasa (3/5).

Rencana investasi China pada industri semen itu merupakan salah satu bagian dalam kesepakatan yang ditandatangani dalam kunjungan PM China pekan lalu.

Panggah Susanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian mengatakan besarnya investasi CTIEC untuk membangun pabrik investasi itu mencapai US$ 350 juta. "Kapasitas pabriknya 2 juta ton semen per tahun," kata Panggah.

Panggah mengatakan CTIEC sudah mengetahui hal-hal yang harus dipenuhi untuk melakukan investasi di Indonesia. Mereka siap memenuhi dan tidak meminta insentif khusus dari pemerintah.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Trimuryo mengatakan asosiasi akan melihat lebih dulu keseriusan CTIEC dalam berinvestasi. "Kalau tidak membangun juga, mungkin investasi itu dinilai kurang menguntungkan buat mereka," kata Urip.

Urip mengatakan investasi semen tidak menguntungkan jika tujuannya untuk diekspor karena terlalu mahal untuk biaya transportasinya. Biayanya bisa mencapai 50% dari harga jual. “Untuk itu, penjualan semen lebih baik diutamakan untuk pasar dalam negeri,” ujar Urip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×