Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Meski tengah terganjal persoalan hukum, PT Cipaganti Citra Garaha Tbk masih optimistis bisa meraup cuan lebih pada momen Lebaran. Perusahaan pengelola travel Jakarta-Bandung ini meyakini persoalan yang terjadi di tubuh Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) tak memengaruhi bisnis travel yang ia geluti.
Toto Moeljono, Corporate Secretary Cipaganti Citra Graha meyakini, konsumen sudah mulai memahami jika persoalan di tubuh KCKGP berbeda dengan Cipaganti. Meski, Toto tidak memungkiri persoalan hukum itu ikut memicu harga saham Cipaganti melorot. "Persoalan ini pasti berdampak, tetapi kami tetap berusaha tetap beroperasi seperti biasanya," ujar Toto kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Cipaganti berpegang pada dua katalis positif pengerek proyeksi pertumbuhan pendapatan selama momen Lebaran. Pertama, peningkatan jumlah penumpang. Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, Cipaganti akan menambah jumlah armada yang beroperasi. "Kalau di hari biasanya, kami mengoperasikan sekitar 700 unit -750 unit kendaraan, maka menjelang Lebaran besok kami menambah armada berkisar 10% sampai 20%," beber Toto.
Berdasar historikal Cipaganti, selain menjelang Lebaran atau bertepatan dengan mudik Lebaran, lonjakan penumpang juga akan terjadi pada minggu kedua setelah Lebaran, atau bertepatan dengan arus balik. Sementara pada seminggu bertepatan dengan Lebaran, aktivitas travel biasanya justru sepi.
Kedua, kenaikan tarif berkisar 10%-20%, mengacu ke aturan Organisasi Angkutan Darat (oragnada).
Sayangnya, Cipaganti tak mau membeberkan jumlah tiket Lebaran yang telah dipesan para konsumen sejauh ini. Perusahaan ini beralasan, pemesanan tiket mudik Lebaran biasanya dilakukan pada dua atau tiga hari menjelang keberangkatan. "Kalau tidak, mereka langsung datang ketika akan berangkat karena kami kan 24 jam jadi kalau nggak dapat sesuai jam yang diinginkan, bisa menunggu berikutnya," urai Toto.
Meski mengaku optimistis bakal meraup cuan lebih, sepertinya Cipaganti memilih realistis. Terbukti, perusahaan berkode CPGT di Bursa Efek Indonesia ini hanya memproyeksikan pertumbuhan pendapatan selama momen Lebaran sekitar 5%-10%.
Sekadar mengingatkan, sejak 23 Juni kemarin, Kepolisian Daerah Jawa Barat menahan tiga petinggi KCKGP, yaitu Djulia Sri Rejeki, Yulinda Tjendrawati dan Andianto Setiabudi.
Namun, perlu Anda ketahui, laporan keuangan Cipaganti, sebelum kejadian penahanan ketiga petinggi tersebut, sudah menunjukkan performa tak menggembirakan. Di laporan keuangan per 31 Maret 2014, perusahaan ini mencatatkan pendapatan Rp 138,73 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 menurun 14,26%.
Begitu pula dengan pos bottom line. Laba komprehensif bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 65,39%. Alhasil di kuartal I-2014, pos laba ini cuma tercatat Rp 7,17 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News