Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Jikalau berbicara harga komoditas memang tidak bisa menjadi parameter yang bisa dikendalikan perusahaan. Oleh karenanya, Cisadane Sawit Raya fokus pada produksi dan produktivitas sembari menjaga cost tetap terkontrol.
Sidik mengungkapkan sejauh ini, aktivitas di kebun maupun pabrik Cisadane Sawit di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan masih bisa berjalan dengan baik, tentunya dengan izin dan penerapan protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah.
Adapun CSRA masih tetap mengupayakan (belum akan merevisi) target yang ditetapkan oleh manajemen pada akhir 2020. Cisadane Sawit dan anak perusahaannya menargetkan bisa menghasilkan sekitar 350.000 ton TBS dan 62.000 ton CPO.
Baca Juga: Beberapa saham yang baru IPO harganya melesat, analis sarankan trading jangka pendek
Sidik memaparkan target produksi TBS didukung oleh profil tanaman yang masih berusia muda sehingga tren produksi TBS akan terus meningkat sebagaimana selama ini terlihat dengan CAGR yang mencapai 15% dalam lima tahun terakhir.
Tentu saja, soal nilai penjualan ataupun profitabilitas akan sangat bergantung pada harga komoditas, yang sayangnya cenderung menurun belakangan ini.
"Dalam masa-masa seperti saat ini, manajemen juga akan tetap menjaga cash flow untuk memastikan operasional perusahaan berjalan dengan baik, termasuk jika harus menangguhkan alokasi capex yang masih bisa diundurkan pelaksanaannya," kata Sidik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News