kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,72   14,42   1.59%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cisadane Sawit Raya (CSRA) tidak akan revisi target kinerja tahun 2020


Senin, 18 Mei 2020 / 10:54 WIB
Cisadane Sawit Raya (CSRA) tidak akan revisi target kinerja tahun 2020
ILUSTRASI. PT CIsadane Sawit Raya Kilas Korporasi Online


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten sawit PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) menetapkan tidak akan merevisi target yang sudah ditetapkan di awal tahun.

Mereka mengakui target perusahaan fokus pada hal yang bisa diperhitungkan yakni produksi sawit. CSRA menargetkan bisa produksi 350.000 ton Tandan Buah Segar (TBS) dan 62.000 ton CPO di sepanjang tahun ini.

Sepanjang 2019, CSRA hanya produksi TBS inti sebanyak 290.548 ton dan CPO 47.194 ton.

Baca Juga: Pendapatan Cisadane Sawit Raya (CSRA) turun 13,3% pada 2019, berikut penyebabnya

Sekretaris Perusahaan Cisadane Sawit Raya Sidik Pramono  menjelaskan secara umum, pandemi global Covid-19 tentu berdampak pada penjualan CPO keseluruhan, terutama untuk pasar ekspor yakni China dan India sebagai pasar utama sawit Indonesia.

"Namun selama ini CSRA menjual produk CPO ke pasar/pembeli lokal sehingga belum terasa dampaknya secara signifikan terhadap volume penjualan produk TBS maupun CPO kami," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (15/5).

Meski begitu, tetap saja Cisadane Sawit agak ketar-ketir lantaran Corona juga berdampak pada harga komoditas yang cenderung turun. Sidik bilang hal tersebut tentu memiliki dampak yang harus diperhitungkan oleh CSRA.

Sidik menyatakan sejauh ini CSRA masih mengandalkan program B30. Menurutnya jika program tersebut bisa terealisasikan dengan konkret, tentu menjadi kabar baik bagi pelaku industri kelapa sawit.

Baca Juga: Harga minyak sawit loyo, penjualan Cisadane Sawit Raya (CSRA) ikut melandai di 2019

Namun, Sidik tidak menampik praktik program B30 tergantung pada efektivitas kebijakan Pemerintah, tentunya dengan tetap mempertimbangkan faktor eksternal yang signifikan mempengaruhi harga minyak sawit dunia yang cenderung melandai belakangan ini.

Jikalau berbicara harga komoditas memang tidak bisa menjadi parameter yang bisa dikendalikan perusahaan. Oleh karenanya, Cisadane Sawit Raya fokus pada produksi dan produktivitas sembari menjaga cost tetap terkontrol.

Sidik mengungkapkan sejauh ini, aktivitas di kebun maupun pabrik Cisadane Sawit di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan masih bisa berjalan dengan baik, tentunya dengan izin dan penerapan protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah.

Adapun CSRA masih tetap mengupayakan (belum akan merevisi) target yang ditetapkan oleh manajemen pada akhir 2020. Cisadane Sawit dan anak perusahaannya menargetkan bisa menghasilkan sekitar 350.000 ton TBS dan 62.000 ton CPO.

Baca Juga: Beberapa saham yang baru IPO harganya melesat, analis sarankan trading jangka pendek

Sidik memaparkan target produksi TBS didukung oleh profil tanaman yang masih berusia muda sehingga tren produksi TBS akan terus meningkat sebagaimana selama ini terlihat dengan CAGR yang mencapai 15% dalam lima tahun terakhir.

Tentu saja, soal nilai penjualan ataupun profitabilitas akan sangat bergantung pada harga komoditas, yang sayangnya cenderung menurun belakangan ini.

"Dalam masa-masa seperti saat ini, manajemen juga akan tetap menjaga cash flow untuk memastikan operasional perusahaan berjalan dengan baik, termasuk jika harus menangguhkan alokasi capex yang masih bisa diundurkan pelaksanaannya," kata Sidik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×