kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cita Mineral Investindo (CITA) kebut pembangunan smelter SGA tahap II


Rabu, 21 April 2021 / 19:34 WIB
Cita Mineral Investindo (CITA) kebut pembangunan smelter SGA tahap II
ILUSTRASI. Smelter pengoahan hasil tambang?PT Cita Mineral Investindo Tbk.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan tahap II fasilitas pemurnian Smelter Grade Alumina (SGA) milik entitas asosiasi PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), yaitu PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW), terus dikebut. 

Kalau tak ada aral melintang, proyek ini diharapkan bisa rampung paling lambat pada Desember 2021.

Deputy Finance & Accounting Department Head WHW Hidayat Sugiarto mengatakan, pembangunan fasilitas pemurnian SGA tahap II ini mencapai sekitar 70% di akhir Maret 2021 lalu.

Dengan capaian progres itu, fasilitas pemurnian SGA bahkan diperkirakan bisa beroperasi lebih cepat dari target.

“Mungkin kalau bisa kami mulai di bulan Juli atau Agustus kami bisa berproduksi,”’ kata dia dalam acara paparan publik CITA yang disiarkan virtual, Rabu (21/4).

Sedikit informasi, WHW merupakan perusahaan patungan antara CITA (30%) dengan China Hongqiao Group Limited dari Tiongkok (56%), Winning Investment (HK) Company Ltd. (9%) dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electricity Co. Ltd (5%). 

Baca Juga: Cita Mineral Investindo (CITA) siapkan capex Rp 159 miliar untuk tahun 2021

 

WHW mulai pertama kali berproduksi SGA pada tahun 2016 dan telah melakukan ekspor perdana pada tahun yang sama. Saat ini, kapasitas produksi WHW mencapai sebesar 1 juta ton per tahun.

Apalagi sudah kelar dibangun, fasilitas pemurnian SGA tahap II ini bakal menggandakan kapasitas produksi WHW menjadi 2 juta ton per tahun.

Ketika dihubungi usai paparan publik, Hidayat menerangkan, bahwa total Investasi untuk pembangunan smelter SGA tahap II itu mencapai US$ 400 juta.

“Sumber pendanaan proyek smelter tersebut berasal dari pinjaman bank dari dalam maupun luar negeri. Misalnya, OCBC NISP, LPEI Eximbank, UBS, OCBC, dan BNP Paribas,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Rabu (21/4).

Selanjutnya: Yakin bunga KPR sudah turun? Simak kata Bank Indonesia, bankir dan nasabah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×