kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

CKRA mengincar perusahaan tambang


Kamis, 20 Maret 2014 / 12:07 WIB
CKRA mengincar perusahaan tambang
ILUSTRASI. Salah satu rekomendasi makanan camilan untuk penderita asam lambung adalah buah-buahan.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Cakra Mineral Tbk (CKRA) menargetkan pendapatan tahun ini sebesar US$ 50 juta dengan laba bersih sebesar US$ 16,2 juta. Pendapatan dan laba bersih itu bakal didapat dari ekspor zirkonium serta dari tambang lain yang akan segera diakuisisi dalam waktu dekat.

Direktur Cakra Mineral, Dexter Sjarif Putra menjelaskan, pabrik zirkonium milik perusahaan saat ini bisa memproduksi hingga 1.500 ton per bulan dan ke depannya, perusahaan bakal meningkatkan kapasitas produksi hingga 3.000 ton per bulan. Selama ini zirkonium yang diproduksi Cakra diekspor dengan harga US$ 1.300 per ton ke Ukraina, Iran, Jepang, dan China.

Namun, sejak adanya aturan baru per Januari 2014, perusahaan ini harus mendapatkan izin eksportir terdaftar (ET), sehingga tahun ini belum bisa ekspor. Untungnya, izin ET ini akan keluar pada bulan Maret 2014 ini.

Sekadar mengingatkan, pada Desember 2013 lalu, PT Cakra Mineral Tbk yang dahulu bernama PT Citra Kebun Raya Agri Tbk telah mengakuisisi perusahaan tambang zirkonium Denestone Development dengan nilai akuisisi Rp 579 miliar.

Selain menggenjot produksi zirkonium, kata Dexter, pihaknya juga aktif mencari tambang lain guna mengejar target pendapatan. "Cakra kini sedang melakukan due dilligence atas beberapa izin usaha pertambangan (IUP) untuk gelena (bahan baku baterai) dan bauksit," ungkap dia usai Rapat Umum Pemegang Saham, Rabu (19/3).

Kebetulan, kata Dexter, saat ini Cakra sudah memiliki pabrik galena, sementara untuk bauksit, Cakra masih menjajaki kontrak kerja sama dengan sebuah perusahaan China yang akan membangun smelter alumina. Bila kerjasama itu terealisasi, akuisisi IUP bauksit segera dilakukan.

Untuk menuntaskan akuisisi tersebut, Dexter menyatakan, Cakra akan menggunakan dana dari hasil piutang sebesar Rp 384,9 miliar, yakni hasil divestasi perkebunan Cakra yang belum dibayar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×