Reporter: Diemas Kresna Duta | Editor: Amailia Putri
jakarta. PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk menyiapkan sejumlah agenda ekspansi guna mengerek kinerja tahun ini. Perusahaan berkode saham CNKO ini telah mendapat amunisi dana untuk memuluskan rencana tersebut.
Danar Wihandoyo, Chief Financial Officer Exploitasi Energi mengatakan, pihaknya akan membangun conveyor belt dan hauling road di konsesi milik anak usahanya, PT Sekti Rahayu Indah (SRI).
"SRI juga menambah kapasitas terminal batubaranya di Kabupaten Asam-Asam," ujarnya, Selasa (7/5). Pengerjaan pembangunan terminal ini sudah mencapai 70%.
Selain itu, perusahaan yang sahamnya dikuasai PT Saibatama Internasional Mandiri ini akan menyuntik modal PT Truba Dewata Guna Prasada (TDGP). Danar tidak mengatkan nilai injeksi dana secara mendetil.
Ia hanya bilang, injeksi modal itu akan digunakan untuk mengembangkan terminal batubara di Kalimantan Selatan. Sehingga, integrasi antara dermaga penimbunan batubara TDGP ke terminal utama bisa maksimal.
Selain itu, CNKO berencana beli tujuh kapal angkut batu bara. Aksi ini diharapkan bisa menggenjot bisnis distribusi batubara TDGP. Asal tahu saja, Truba merupakan anak usaha CNKO yang bergerak di bidang perdagangan batubara. CNKO mengempit 99,91% saham Truba.
Selain TDGP, CNKO juga akan mendorong PT Korporindo Guna Bara (KGB) dalam hal pengembangan dermaga. "Diharapkan, dua dermaga ini memiliki kapasitas hingga 12 juta ton," tutur Danar.
Huadian
Untuk melancarkan rencana ekspansi itu, CNKO mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1,6 triliun. Sumber pendanaan diperoleh dari hasil rights issue akhir tahun lalu senilai Rp 2,35 triliun.
Sementara itu, terkait rencana masuknya Huadian Power International Corporation ke jajaran pemegang saham CNKO, manajemen Exploitasi masih belum mau angkat bicara.
Padahal, sebelumnya, Presiden Direktur dan CEO Exploitasi Energi Indonesia, Henry Halomoan Sitanggang bilang, PT Saibatama Internasional Mandiri akan menjual kepemilikan sahamnya ke Huadian. Mekanismenya, melalui penawaran saham ke dua.
Sepanjang kuartal I-2013, penjualan batubara CNKO tidak mencapai target. Realisasi penjualan batubara emiten batubara ini hanya 686.000 ton. Padahal dengan asumsi target 3,1 juta ton sepanjang 2013, volume penjualan CNKO per kuartal harusnya 775.000 ton.
Kendati demikian, manajemen CNKO optimistis target hingga akhir tahun tercapai. Hingga akhir Maret 2013, CNKO naik tipis dari Rp 491,36 miliar menjadi Rp 510,79 miliar.
Perinciannya, dari hasil penjualan penjualan batubara sebesar Rp 443,41 miliar, jasa pelabuhan dan lainnya sebesar Rp 33,97 miliar, dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) senilai Rp 18,32 miliar. Sisanya, diperoleh dari sewa kapal sebesar Rp 15,07 miliar .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News