Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Coldwell Banker Commercial (CBC) memprediksi pasar perkantoran akan menurun dengan memasuki era 'new normal'.
Associate Director CBC Ario Damar menyebutkan penurunan tersebut diakibatkan adanya perubahan pola bekerja. "Memang tidak semua industri, tetapi ada beberapa pola yang bisa diterapkan seperti dari sisi tenaga kerja yang sifatnya supporting cenderung bisa melakukan pekerjaannya dari luar kantor," ujarnya kepada kontan.co.id, Rabu (3/6).
Baca Juga: Bisnis gedung perkantoran terdampak corona, Capri Nusa (CPRI) tawarkan diskon harga
Ia mencontohkan dari sektor perbankan yang mana dari sisi pelayanan tentu akan membutuhkan kantor untuk memberikan pelayanan. Namun, dari sisi supporting yang mana tidak berkaitan dengan pelayanan dapat melakukan aktivitasnya dari luar kantor, seperti di rumah.
Selain itu, ekonomi yang terdampak dari pandemi virus corona menjadi alasan lain pasar perkantoran mengalami penurunan. "Karena properti masuknya industri sekunder, sehingga saat industri inti terdampak tentu akan menekan sektor properti juga yang mana rencana ekspansi maupun relokasi menjadi tertunda," urainya.
Dengan begitu, tingkat okupansi gedung-gedung perkantoran dinilainya akan mengalami penurunan baik daerah CBD maupun non-CBD. Berdasarkan risetnya, pandemi virus corona berdampak besar pada menurunnya aktivitas sewa-menyewa sehubungan tertundanya lease agreement. Calon penyewa baru dan bahkan penyewa yang sedang dalam tahap negosiasi serta dalam proses fitting-out disebutnya melakukan penundaan.
Kemudian, banyak perusahaan mempertimbangkan kembali rencana relokasinya pada tahun ini karena situasi ketidakpastian ekonomi ke depannya. Sebagian besar perusahaan telah melakukan 'work from home' dan beberapa gedung melakukan penyesuaian pada jangka waktu kontrak dan biaya operasionalnya.
Baca Juga: Kemenperin susun surat edaran panduan kenormalan baru untuk aktivitas industri
Pihaknya menilai selama Q1/2020 dibandingkan Q4/2019 telah terjadi penurunan okupansi, terkhusus untuk grade A yang masih mencatatkan kenaikan 1,23% menjadi 76,6% tingkat okupansinya. Namun, untuk grade B dan grade C masing-masing turun 0,01% menjadi 82,4% dan 0,5% menjadi 87,8% tingkat okupansinya untuk kawasan Jabodetabek.
Sementara itu, untuk beberapa kota besar lainnya, CBC mencatat penurunan terbesar terjadi di Surabaya sebesar 1,35%. Kemudian, Medan juga mencatatkan penurunan okupansi 0,25%. Sementara Bali dan Bandung mengalami peningkatan okupansi masing-masing 7,04% dan 0,46%.
"Hunian baru selama Q1-2020 di beberapa kota dikontribusi oleh ekspansi bisnis di bidang coworking space, perbankan, logistik, dan lembaga keuangan lainnya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News