kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,16   -13,38   -1.47%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cottonindo Ariesta (KPAS) pastikan laba tetap positif hingga tutup tahun


Minggu, 24 November 2019 / 21:47 WIB
Cottonindo Ariesta (KPAS) pastikan laba tetap positif hingga tutup tahun
ILUSTRASI. Suasana pembuatan cotton bud di pabrik PT Cottonindo Ariesta Subang, Jawa Barat


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketatnya persaingan rupanya memaksa PT Cottonindo Ariesta Tbk memasang target kinerja yang tidak muluk-muluk hingga tutup tahun.

Pada sisi penjualan, emiten kapas yang memiliki kode saham KPAS di BEI ini mematok target penjualan konservatif, yakni diupayakan bertumbuh sedikit atau setidaknya sama dengan penjualan tahun lalu, yakni sebesar Rp 73,3 miliar. Sementara itu, laba bersih ditargetkan akan dijaga agar tetap positif hingga tutup tahun nanti.

Baca Juga: Cottonindo Ariesta (KPAS) bangun pabrik baru di Kalijati, Subang

“Gambaran laba diperkirakan tetap positif, namun belum bisa dipastikan apakah terdapat kenaikan (dibanding tahun lalu),” ujar Sekretaris Perusahaan KPAS Johan Kurniawan kepada Kontan.co.id (23/11).

Johan mengatakan bahwa persaingan di pasar kapas terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini menurut berdampak pada realisasi kinerja baik pada sisi penjualan maupun laba bersih.

Menilik laporan keuangan perseroan di kuartal III 2019, penjualan bersih perseroan hanya tumbuh tipis sekitar 0,78% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 54,34 miliar di sembilan bulan pertama tahun ini, tidak jauh berbeda dengan penjualan di periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 53,91 miliar.

Baca Juga: Tahun depan, Cottonindo Ariesta (KPAS) bangun satu pabrik baru

Pada saat yang bersamaan, beban pokok penjualan sebenarnya mengalami penurunan sekitar 4,43% secara yoy dari yang semula Rp 33,67 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 32,18 miliar pada kuartal III tahun ini. 

Alhasil, laba kotor perseroan masih bertumbuh sekitar 9,47% secara yoy menjadi menjadi Rp 22,15 miliar di sepanjang Januari - September 2019. Sebelumnya, laba kotor perseroan tercatat hanya mencapai Rp 20,23 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun demikian, hal ini diikuti oleh adanya kenaikan biaya pemasaran yang melonjak sebesar 103,63% menjadi Rp 2,22 miliar di kuartal III 2019. Padahal, biaya pemasaran pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya mencapai kurang dari setengah biaya pemasaran tahun ini, yakni sebesar Rp 1,09 miliar saja.

Akibatnya, beban usaha atau operating expenses terkerek naik sekitar 21,74% dari Rp 12,45 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 15,16 miliar di kuartal III 2019. Hal ini selanjutnya diikuti oleh turunnya laba periode berjalan sekitar 28,79% dari Rp 601,26 juta di kuartal III tahun lalu menjadi Rp 428,15 juta pada kuartal III tahun ini.

Menyikapi hal ini, KPAS akan menjaga kinerja penjualan dengan melanjutkan upaya diversifikasi yang ada dengan terus menggencarkan penjualan produk terbaru KPAS yang baru saja diluncurkan pada kuartal II tahun ini, yakni produk kapas wajah segmen premium di kota-kota besar di beberapa wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Cottonindo (KPAS) targetkan penjualan ekspor naik 15% di tahun 2019

Dalam hal ini, Johan memastikan bahwa distribusi produk kapas premium tersebut akan sudah terkirim ke jaringan penjualan yang ada sebelum liburan akhir tahun.

Selanjutnya, KPAS juga akan berupaya menjaga produktivitas perseroan. Caranya, KPAS akan merevitalisasi semua lini produksi yang ada agar berjalan optimal. Kesemua hal tersebut akan dilakukan bersamaan dengan peningkatan efisiensi guna menjaga agar laba bersih agar tetap positif.

Tahun depan, KPAS berencana melakukan ekspansi dengan cara membeli mesin-mesin baru serta merevitalisasi mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya. Hal ini diperkirakan mampu meningkatkan kapasitas produksi perseroan hingga 50%.

Baca Juga: Simak tips memilih saham emiten baru yang harganya melonjak

Selain itu, KPAS juga berencana akan memperluas penetrasi pasar hingga menjangkau pasar-pasar di luar Pulau Jawa, utamanya Indonesia Timur. Adapun anggaran belanja modal alias capital expendture (capex) yang akan digelontorkan tahun depan diprediksi berada di kisaran  Rp 10 miliar - Rp 12 miliar.

Namun demikian, realisasi semua rencana di atas masih akan disesuaikan dengan perkembangan ekonomi yang ada pada tahun depan. “Kami akan lihat perkembangan ekonomi regional dan dalam negeri untuk memastikan perekonomian cukup kuat ditopang dengan dasar yang kuat,” kata Johan kepada Kontan.co.id (23/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×