Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Paska lesunya total volume investasi real estat (tidak termasuk situs pengembangan) di Asia Pasifik karena pandemi Covid-19 sepanjang tahun lalu, Cushman & Wakefield memperkirakan ada peningkatan investasi pada 2021 menjadi sekitar US$ 165 miliar, atau sekitar 90% dari level tahun 2019.
Menurut laporan Cushman & Wakefield, rebound aktivitas investasi di Asia Pasifik didukung oleh kepercayaan investor yang semakin besar karena kawasan ini telah memimpin pemulihan ekonomi di seluruh dunia. Asia Pasifik juga mengalami momentum positif yang didukung oleh lonjakan investasi pada kuartal terakhir tahun 2020.
Kepala Riset Pasar Modal Global Cushman & Wakefield David Bitner mengungkapkan, ketika pandemi covid-19 melanda dunia pada tahun lalu, investor real estat lebih memilih pendekatan untuk menunggu dan melihat. Hal ini menyebabkan penurunan hampir 29% dalam total volume investasi (tidak termasuk situs pengembangan) secara global dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menjadi kawasan pertama yang terkena dampak virus, pasar investasi Asia Pasifik terpukul pada paruh pertama tahun 2020. Namun terjadi peningkatan aktivitas investasi di kuartal keempat 2020 dipimpin oleh China dan Korea Selatan.
Baca Juga: Pemerintah alokasikan anggaran di sektor perumahan sebesar Rp 33,1 triliun pada 2021
Pasar modal global, kata David, juga telah berada di bawah beban ketidakpastian selama setahun terakhir. "Tahun 2021 menjanjikan akan terjadi keringanan beban secara progresif pada saat titik suku bunga dasar yang sudah rendah, ketersediaan modal yang tinggi untuk hutang dan ekuitas, serta nilai yang lebih menarik dibandingkan dengan nilai aset lainnya. Hal ini memungkinkan pemulihan akan terjadi jauh lebih cepat daripada penurunannya," ungkap David dalam keterangan tertulis,Selasa (9/3).
Meski aktivitas transaksi global diperkirakan tetap tertahan pada paruh pertama 2021, konsensus yang berkembang bahwa vaksin akan didistribusikan secara luas pada pertengahan 2021 di sebagian besar negara maju dan beberapa negara berkembang, diprediksi dapat meningkatkan aktivitas investasi pada paruh kedua tahun ini.
Sektor properti, logistik dan aset multifamily dinilai akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik secara global. Di sisi lain, peluang investasi di sektor perkantoran dan ritel masih akan terus berkembang seiring dengan perubahan pola kerja, tempat tinggal, dan cara berbelanja.
Baca Juga: Insentif perumahan dinilai hanya menguntungkan pengembang besar
Menurut Cushman & Wakefield, lanju pemulihan akan bervariasi di setiap negara. Sebagai gambaran:
1. China dan Jepang memiliki kinerja yang relatif kuat selama tahun 2020, dengan penurunan volume investasi yang relatif kecil di tahun itu. Dikombinasikan dengan kinerja kuartal keempat 2020 yang kuat, mereka cenderung akan menjadi yang pertama pulih ke level sebelum Covid-19.
2. Korea Selatan mencatatkan kinerja yang mengesankan pada tahun 2020, mencatat volume investasi tahunan tertinggi sejak 2015. Aktivitas investasi yang kuat di negara ini diperkirakan akan berlanjut dengan volume keseluruhan berada di kisaran level yang sama dengan tahun 2019 dan mempunyai potensi lebih lanjut untuk mengalami kenaikan.
3. Singapura dan Australia mengalami penurunan volume masing-masing sebesar 73% dan 45% pada tahun 2020. Tahun 2019 merupakan tahun yang sangat kuat bagi Singapura sehingga memperburuk angka penurunan tahunannya pada tahun 2020. Namun, kedua pasar ini mulai menunjukkan tingkat aktivitasnya menjelang akhir tahun dan peningkatan di tahun 2021.
4. Hong Kong masih mengalami peningkatan serupa di semester kedua 2020 dan volume diperkirakan akan meningkat pada tahun 2021, tetapi masih cenderung lemah dibandingkan dengan rata-rata 2015-19 sebesar US$ 21 miliar.
5. India menunjukkan kinerja yang kuat pada tahun 2020 dan momentum investasi diperkirakan akan terus berlanjut karena perhatian investor internasional yang semakin meningkat.
6. Indonesia memperlihatkan potensi volume transaksi yang kuat sejak awal 2021, para investor berfokus terutama kepada aset yang penjualannya tertekan sepanjang 2020.
Baca Juga: Begini rekomendasi saham di tengah kenaikan indeks keyakinan konsumen
Dari perspektif jenis properti, tren berikut ini diperkirakan akan terjadi:
1. Logistik akan tetap menjadi fokus utama karena perkembangan e-commerce dan rantai pasokan. Sektor logistik dan industri di Asia Pasifik mengalami momentum pertumbuhan yang kuat, dan juga diuntungkan oleh basis biaya yang relatif lebih rendah dan populasi usia kerja yang terus bertambah.
2. Pusat data terus memperlihatkan potensi pertumbuhan yang luar biasa, karena akselerasi pemanfaatan konektivitas cloud. Pasar Asia Pasifik diharapkan akan berkinerja baik sebagai tujuan pasar pusat data mengingat perkembangan pesat platform dan jaringan teknologi di berbagai negara di kawasan ini.
3. Perkantoran akan tetap menjadi aset investasi yang banyak dicari, terutama di lokasi-lokasi utama. Saat perusahaan sudah menghitung dampak kerja jarak jauh terhadap kebutuhan hunian kantor mereka dan mulai membuat komitmen jangka panjang, pasar perkantoran akan mengalami peningkatan di paruh kedua tahun ini.
4. Ritel kebutuhan pokok dan ritel tujuan lokal yang populer masih bertahan seperti yang telah terbukti selama pandemi sejauh ini. Experiential retail jauh lebih terdampak karena efek pembatasan masa pandemi, terutama pada retailer yang bergantung pada perjalanan internasional, diperkirakan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Selanjutnya: Dicari: Bank yang Berani Kasih DP KPR 0%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News