Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Sejak awal Oktober ini, Perum Bulog telah mendatangkan 7.800 ton daging kerbau India. Sebanyak 6.000 ton bahkan telah terjual di pasar.
Bulog mengklaim, minat konsumen atas daging kerbau tinggi. Untuk itu, Bulog berjanji akan terus berupaya meningkatkan promosi daging kerbau sebagai pilihan alternatif selain daging sapi.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengatakan, pihaknya sudah memproses pengadaan daging kerbau sebanyak 70.000 ton lagi. Daging kerbau ini dijadikan stok di akhir dan di awal tahun depan.
"Untuk itu, masih perlu lebih banyak lagi kami melakukan sosialisasi dan promosi daging kerbau ke masyarakat," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (5/10).
Namun impor daging kerbau ini sempat menuai polemik. Banyak pihak menilai, harga daging kerbau Bulog lebih mahal daripada di Malaysia. Karena itu, Bulog sudah mengirim tim ke Malaysia untuk mengecek kualitas dan harga daging kerbau yang dijual di sana.
Tim Bulog mendapatkan, di Malaysia daging kerbau dijual dengan harga Rm 14,5 per kg, setara Rp 52.800 per kg. Sementara di Indonesia dijual seharga Rp 65.000 per kg.
Untuk penjualan daging grosir ke pedagang paling murah Rm 14,5 per kg, setara Rp 46.000 per kg. Sementara Bulog menjualnya sebesar Rp 56.000 per kg.
"Harga di Malaysia lebih murah karena tidak adanya tarif bea masuk dan goods and services tax (GST). Dalam pengadaan daging, negara itu hanya mengenakan veterinary service sebesar Rm 0,1 per kg dan handling Rm 0,15 per kg," imbuh Wahyu.
Karena itu, Wahyu menyimpulkan, harga daging kerbau Bulog lebih mahal disebabkan perbedaan pajak antara Indonesia dan Malaysia. Nah, soal itu sudah di luar kewenangan Bulog. Padahal, kualitas daging kerbau yang diimpor Malaysia 93% VL atau kandungan lemak 7%.
Sedangkan yang diimpor Indonesia 98% VL danĀ hanya 2% kandungan lemaknya. Selain itu, Bulog juga membeli lebih murah, yakni US$ 3,5 per kg. Sementara Malaysia membeli dengan harga US$ 3,55 per kg.
Didiek Poerwanto, Wakil Ketua Umum Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia mengatakan, daging beku tidak bisa menggantikan posisi daging segar. Daging kerbau India tidak berhasil menurunkan harga daging sapi di pasaran.
Sebab, masyarakat masih lebih tertarik daging segar di masyarakat. Karena itu, "Pemerintah jangan mencari jalan pintas," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News