kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dahana bidik penjualan Rp 1,67 triliun pada 2018


Minggu, 01 Juli 2018 / 14:26 WIB
Dahana bidik penjualan Rp 1,67 triliun pada 2018
ILUSTRASI. Produsen bahan peledak PT Dahana (Persero)


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dahana (Persero) menargetkan penjualan tahun ini sebesar Rp 1,67 triliun. Sementara, sampai Mei 2018, produsen bahan peledak ini membukukan realisasi penjualan sebesar Rp 740,6 miliar atau 44% dari target tahunan.

Direktur Utama PT Dahana, Budi Antono memperkirakan, penjualan sepanjang semester I 2018 akan mencapai Rp 905,1 miliar atau meningkat 39,74 % dibandingkan penjualan semester I 2017 sebesar Rp 647,7 miliar.

Dari penjualan semester I-2017 sebesar 23.086 ton, diperkiraan laba usaha mencapai Rp 99,7 miliar dari target laba usaha RKAP 2018 sebesar Rp 167,1 miliar.

Menurut Budi, kinerja tersebut menunjukkan bahwa sektor pendapatan Dahana tidak terpaku pada produk amonium nitrat, namun pada paket service yang ditawarkan kepada konsumen, seperti down the hole service, drilling and blasting, pergudangan maupun perizinan.

Saat ini, kata Budi, permintaan terbesar amonium nitrat masih dari sektor pertambangan umum, terutama dari tambang batubara. Klien besar perusahaan terdiri dari PT Indonesia Power, PT Adaro Indonesia, PT Halliburton Logging Services, PT Bumi Suksesindo, PT Karimun Granit dan PT Semen Tonasa.

Sampai akhir 2018, ada beberapa rencana investasi Dahana, seperti investasi rutin yang secara umum meliputi sarana penunjang dan perlengkapan kantor, tanah dan bangunan, dan peralatan teknik. Sementara untuk investasi pengembangan, meliputi pengembangan sistem dan organisasi, sarana pendukung pabrik, dan alat operasional produksi.

Budi menambahkan, meskipun Dahana masih bergantung pada amonium nitrat (AN) impor, namun perusahaan tidak lagi menggunakan AN dari China, lantaran adanya pembatasan ekspor oleh negara tersebut. Sebagai gantinya, perseroan melakukan impor amonium nitrat dari beberapa negara yang lain.

“Untuk melengkapi kebutuhan konsumen, Dahana juga membeli AN dari produsen dalam negeri seperti KNI dan MNK,” tuturnya, Jumat (29/6).

Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, PT Dahana menargetkan produksi bahan peledak CE pada 2017 sebesar 2,450 ton.

Pada 2018, PT Dahana juga menargetkan pendapatan perusahaan sebesar Rp 1,67 triliun. “Realisasi penjualan sampai Mei 2018 mencapai Rp 740,6 miliar atau sebesar 44% dari target,” kata Budi, Jumat (29/6).
--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×