Sumber: KONTAN | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) optimistis bakal merealisasikan rencana investasi senilai Rp 250 miliar tahun depan. Rencananya, investasi itu akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi mereka dari 220.000 unit tahun ini, menjadi 250.000 unit tahun depan.
Seharusnya, ekspansi pabrik Daihatsu sudah berlangsung pada akhir 2008 lalu. Namun rencana itu tertunda karena krisis ekonomi global. "Dana digunakan untuk mempersiapkan peralatan dan pembelian lahan," kata Sudirman M.R., Vice President Director ADM, pekan lalu.
Sudirman bilang, keputusan mereka untuk berekspansi didasari keyakinan kondisi industri otomotif yang membaik. "Kami perkirakan penjualan mobil tahun depan bisa mencapai antara 550.000 unit hingga 600.000 unit," kata Sudirman lagi.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga September 2009 Daihatsu berhasil mencatat penjualan sebanyak 53.250 unit. Dari total penjualan itu, sebagian besar disumbangkan oleh penjualan Daihatsu Xenia, yakni sebanyak 29.502 unit. ADM sendiri menargetkan penjualan Xenia hingga akhir tahun sebesar 43.000 unit.
Untuk merealisasikan target tersebut, ADM berencana mengeluarkan Xenia versi matik bulan November depan.
Namun belum diketahui jumlah produksi maupun target penjualan Xenia matik. "Saat ini kami sedang melakukan tes untuk produksi. Karena, transmisi otomatik ini hanya untuk Xenia bermesin 1.300 cc saja," ujar Sudirman.
Menurut rencana, Xenia matik akan dijual lebih mahal sekitar Rp 10 juta dari tipe manual. Namun, dari sisi eksterior maupun interior, tak akan ada perubahan dari fitur Xenia manual.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto memperkirakan, dalam beberapa tahun ke depan potensi pasar mobil nasional bisa mencapai sekitar 1,2 juta unit hingga 1,5 juta unit. Potensi ini dihitung dari pendapatan per kapita, dan populasi penduduk dengan volume pasar mobil antar sesama negara ASEAN.
Joko bilang, dengan pendapatan per kapita Indonesia sebesar US$ 2.000, volume pasar nasional tahun lalu sudah mencapai 607.000 unit. Padahal populasi penduduk Indonesia 230 juta orang. "Kalau pendapatan per kapita kita sebesar Thailand, atau US$ 4.000, pasar kita bisa sampai 1,2 juta unit sampai 1,5 juta unit setahun," tandas Joko.
Namun, potensi pasar sebesar itu bukan tanpa syarat. Menurut Joko, pemerintah harus memberikan dukungan dalam bentuk stimulus yang mampu merangsang penjualan. Sebab, tanpa campur tangan pemerintah, pasar akan sulit menembus angka penjualan 1 juta unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News