Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Dewan Kelapa Irawadi Jamaran menduga kebutuhan negara-negara pengimpor kelapa seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand tengah meningkat. Namun, sayangnya peluang pasar ini tidak dapat dimanfaatkan maksimal di dalam negeri.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor kelapa pada Agustus 2018 adalah US$ 14.495.775 atau turun 7,8% dari Juli sebesar US$ 15.636.994. Demikian halnya dengan volume yang juga menurun pada Agustus 10.706.499 kg, atau turun 0,3% dibanding Juli 2018 sebesar 10.321.251 kg.
Irwadi menduga penurunan ekspor kelapa lokal akibat negara-negara tersebut mengimpor kelapa dari negara lain seperti India. Sedangkan data ekspor di Indonesia tidak mencatat ekspor kelapa secara keseluruhan.
“Peminat yang beli meningkat terus, katanya India banyak kelapa padahal sedikit juga,” ucapnya, Jumat (26/10).
Sejauh ini negara Malaysia merupakan negara tertinggi pengimpor kelapa bulat, selanjutnaya ada negara Singapura dan Thailand. Menurutnya, di Indonesia banyak ekspor kelapa yang tidak tercatat, sehingga ini berpotensi juga kepada data statistik yang kurang valid.
“Susah sekali mencari (data), karena lebih banyak tidak tercatat dari yang tercatat. Itu datanya susah terkumpul karena tidak ada ketentuan wajib lapor ekspor kelapa di daerah,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News