kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   -19.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Dampak kekeringan, 9.000 hektare lahan kena puso


Kamis, 11 September 2014 / 18:24 WIB
Dampak kekeringan, 9.000 hektare lahan kena puso
ILUSTRASI. Bendera nasional Belarusia dan Rusia berkibar selama acara 'Hari multinasional Rusia' di Minsk tengah, Belarusia 8 Juni 2019. REUTERS/Vasily Fedosenko


Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengidentifikasikan luas areal sawah yang mengalami kekeringan mencapai 129.000 hektare. Dari luas areal tersebut, sebanyak 9.000 hektare yang mengalami puso.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, meski terjadi puso namun hal tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan. Meski demikian, pihaknya sudah melakukan antisipasi terkait hal tersebut. "Saya sudah minta dirjen untuk melakukan rencana aksi," kata Suswono, Rabu (11/9).

Beberapa langkah yang dilakukan untuk mengatasi kekeringan lahan tersebut adalah dengan mengoptimalkan potensi air yang ada seperti menggunakan irigasi, air tanah maupun melalui pompanisasi.

Laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga menerangkan bila kondisi iklim normal, badai el nino yang di khawatirkan awal tahun juga tidak terjadi. Dengan kondisi tersebut produksi beras menjadi tidak semakin mengkhawatirkan.

M Tassim Billah, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan, meskipun beragam namun rata-rata produksi padi yang dihasilkan petani sebanyak 4 ton per hektare. "Setiap daerah produksinya berbeda," kata Tassim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×