Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
Para pemegang saham PT Indonesia AirAsia (IAA) masih membahas rencana melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Rapat para pemegang saham itu merumuskan beberapa program bisnis pasca IPO, seperti rencana memakai dana segar yang didapat dari IPO untuk membeli dua hingga lima unit Airbus A320-200 dan dana operasional maskapai.
IPO itu sendiri ditargetkan digelar pada semester II 2011 "Dananya akan kami gunakan untuk biaya operasi dan membeli pesawat yang kami butuhkan. Rencana awal kami akan membeli dua unit Airbus A320, tetapi nanti bisa berubah lagi karena kebutuhan pesawat lima unit," kata Komisaris Utama IAA, Sendjaja Widjaja, seperti dikutip Tribunnews.com, Minggu (23/1).
Dalam rilis berita Airbus yang diterima di Jakarta, pekan lalu, menyebutkan bahwa harga pesawat Airbus naik sebesar 4,4%. Untuk jenis Airbus A320©200, harganya naik dari US$ 81,4 juta menjadi US$ 84,9 juta.
Untuk membeli dua unit dibutuhkan dana sebesar US$ 169,8 juta. Sedangkan untuk membeli lima unit dibutuhkan dana sebesar US$ 424,5 juta.
Dijelaskan Sendjaja, saat ini sebenarnya IAA membutuhkan dana untuk membeli lima unit pesawat, hal ini untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang No 1 tahun 2009 yang mensyaratkan maskapai harus memiliki minimal lima unit pesawat dan harus diterapkan mulai awal 2012.
Hingga saat ini IAA mengoperasikan 11 unit Airbus 320-200 dan empat unit Boeing 737-300. Namun, status pesawat tersebut masih sewa karena itu IAA harus mengejar target kepemilikan pesawat , agar tidak melanggar peraturan yang ada.
Sendjaja menambahkan, pihaknya sedang memilih perusahaan penjamin emisi (underwriter) yang nantinya akan menilai berapa harga saham yang bisa ditawarkan ke publik. "Februari nanti sudah ada underwriter-nya, nanti akan ketahuan berapa dana yang bisa kita targetkan," jelasnya.
Manajemen akan memilih perusahaan asing yang besar dan berkomitmen sehingga penjualan saham bisa maksimal. Proses seleksi sudah dilakukan sejak Desember 2010, targetnya pada Februari sudah ketahuan siapa perusahaannya.
Nantinya, ungkap Sendjaja yang memegang 21 persen saham IAA tersebut, seluruh pemegang saham akan turut serta dalam penawaran saham. "Seluruh pemegang saham akan menjual sahamnya, tetapi berapa yang akan dilepas itu belum tahu. Tunggu underwriternya," tandas Sendjaja.
Selain Sendjaja, pemegang saham lokal IAA adalah keluarga Pin Harris sebanyak 20 persen, PT Fersindo Nusaperkasa 10 persen. Sedangkan 49 persen lainnya dipegang oleh AirAsia International Limited (AAIL), anak usaha dari AirAsia Berhad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News