Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danone-AQUA bersama Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kabupaten Badung hari ini meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku) yang berlokasi di Jimbaran.
Dibangun di atas lahan seluas 5000m², pembangunan fasilitas ini merupakan kolaborasi antara Danone-AQUA dan PT Reciki Mantap Jaya (Reciki), selaku pelaksana operasional TPST, didukung Pemerintah Kabupaten Badung, Pemerintah Provinsi Bali, dan berbagai institusi serta komunitas yang turut bergerak dalam upaya pengelolaan sampah di Bali. Dengan kapasitas pengelolaan sampah maksimum mencapai 120 ton/hari, TPST Samtaku Jimbaran ini menjadi TPST terbesar di Bali.
Pengelolaan sampah di TPST Samtaku Jimbaran yang sepenuhnya diinisiasi oleh pihak swasta ini menggunakan model ekonomi sirkular dan Zero Waste to Landfill, artinya sampah yang terkumpul di fasilitas ini nantinya akan dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali seluruhnya sehingga tidak ada yang terbuang ke lingkungan atau berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Termasuk diantaranya adalah botol plastik bekas yang akan dikirim ke pabrik daur ulang milik Veolia untuk diolah menjadi material rPET (recycled PET) sebagai bahan baku botol plastik baru Danone-AQUA.
Baca Juga: 4.334 Barang milik negara sudah diasuransikan dengan pertanggungan Rp 32,41 triliun
Sampah organik akan dikelola menjadi kompos dan sebagian akan diproses bersama dengan sampah residu dengan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk menghasilkan bahan bakar.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia mengatakan kolaborasi pemerintah daerah dan swasta seperti ini merupakan contoh yang bagus untuk diterapkan dalam menangani persampahan, sekaligus implementasi dari perubahan paradigma pengelolaan sampah secara terintegrasi dengan pendekatan ekonomi sirkular.
"Kita sudah menyepakati langkah-langkah penyelesaian penanganan sampah, dengan melakukan revitalisasi TPS-3R dan membangun TPST baru agar sampah dapat ditangani sedekat mungkin dari sumbernya," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (11/9).
I Nyoman Giri Prasta, Bupati Badung mengatakan setiap harinya, sampah yang dihasilkan di Bali mencapai 4.281 ton, atau 1,5 juta ton setiap tahun. Dari jumlah tersebut, baru 48% yang dapat dikelola, sementara 52% lagi belum.
Baca Juga: Bungasari produsen terigu pertama Indonesia gunakan sumber energi terbarukan
Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia mengatakan TPST Samtaku Jimbaran yang merupakan hasil kolaborasi dengan Reciki tidak hanya menjadi solusi pengelolaan sampah semata, namun juga menjadi sarana menyebarluaskan pengetahuan dan mendorong
perubahan perilaku, dengan akan segera dibangunnya wahana edukasi terkait pengelolaan sampah di area TPST maupun kegiatan edukasi yang langsung dilakukan ke masyarakat.
Sebagai pionir produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), Danone-AQUA sejak tahun 1993 telah menjadi pelopor ekonomi sirkular dengan mengumpulkan kembali dan mendaur ulang sampah botol plastik pasca konsumsi dengan mengembangkan Program AQUA Peduli. Pada tahun 2018, Danone-AQUA meluncurkan komitmen melalui Gerakan #BijakBerplastik yang terpusat kepada tiga pilar yaitu Pengumpulan, Edukasi dan Inovasi, yang bertujuan mendukung Gerakan Indonesia Bersih.
“Di Bali, saat ini Danone-AQUA telah berhasil memenuhi ambisi untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dari yang digunakan melalui kolaborasi yang dilakukan dengan berbagai pihak, diantaranya melalui pengoperasian 2 unit bisnis daur ulang botol plastik oleh BaliPET, bank sampah, serta pengumpulan sampah plastik secara digital menggunakan aplikasi Octopus," paparnya.
Selanjutnya: Kilang Pertamina Internasional makin serius transformasi bisnis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News