Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) kabarnya menerima dana talangan investasi untuk modal kerja sebesar Rp 3 triliun dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Sebagai informasi program ini diatur lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional, beleid yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 9 Mei 2020, dan diundangkan 11 Mei 2020 itu mengatur lengkap pelaksanaan PEN.
Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, dalam pelaksanaan PEN pemerintah akan melakukan empat hal penting, yaitu pemerintah bisa melakukan penyertaan modal negara (PMN), penempatan dana, investasi, dan penjaminan.
Baca Juga: Setelah Bandung dan Batam, Graha Prima (BLTZ) kembali operasikan bioskop di Jakarta
Direktur Keuangan Krakatau Steel, Tardi mengatakan dalam rangka mempertahankan ekonomi (setelah pandemi) salah satu yang dilakukan adalah dengan PEN, dalam hal ini KRAS mencoba pada program tersebut.
Tardi mengatakan KRAS sebagai salah satu industri hulu di baja memahami bahwa di masa pandemi Covid-19 rantai pasok industri baja mengalami tekanan sehingga cash flow terhambat, kemudian modal kerja melambat.
"Maka dari itu KRAS dan pemerintah saat ini sedang berupaya agar sebagian program pemulihan ekonomi nasional bisa dilakukan melalui Krakatau Steel," jelasnya dalam acara webinar Krakatau Steel, Kamis (22/10).
Tardi bilang apabila dana PEN sudah bisa diperoleh, sehingga ada dana yang bisa disalurkan pemerintah melalui KRAS, maka perusahaan mencoba memberikan dukungan fasilitas modal kerja dalam bentuk tenor yang lebih fleksibel ke konsumen.
Baca Juga: Impack Pratama (IMPC) catat pertumbuhan kinerja positif di 9 bulan pertama tahun ini
Tardi berharap konsumen juga bisa memberikan tenor yang fleksibel ke end user-nya. Lewat skema tersebut, dirinya berharap akan ada pengungkit baru di ekonomi sehingga kondisi pemulihan bisa berjalan lebih cepat.
"Saat ini sedang kami kerjakan mudah-mudahan bisa selesai sebelum RAPBN ditutup, kami mencoba bisa realisasi di akhir tahun 2020 ini," kata Tardi.
Selanjutnya: Produksi nikel Vale Indonesia (INCO) mencapai 55.792 metrik ton per September 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News