kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Darah baru bisnis Astra Graphia


Kamis, 21 April 2016 / 11:29 WIB
Darah baru bisnis Astra Graphia


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Astra Graphia Tbk (ASGR) ingin mengurangi ketergantungan pada bisnis penjualan barang jadi. Distributor tunggal mesin foto kopi Fuji Xerox di Tanah Air itu akan mengembangkan jasa teknologi informasi (TI). Mereka berharap mengantongi recurring income alias pendapatan berulang lebih besar lagi.

Bisnis penjualan barang jadi memang mendatangkan fulus besar. Namun menurut Astra Graphia, keran pendapatan itu kurang berkelanjutan.

Astra Graphia mempercayakan anak perusahaan bernama PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) untuk mencari recurring income lebih besar lagi. "Kami tidak akan lagi hanya menjadi box mover atau kami hanya belanja produk dan kami jual lagi," ujar Harry H. Halim, Presiden Direktur PT Astra Graphia Tbk, Rabu (20/4).

Astra Graphia membagi bisnis dalam dua lini utama, yakni solusi dokumen dan solusi TI. AGIT yang menggawangi bisnis solusi TI, menyumbang pendapatan Rp 1,06 triliun pada 2015. Nilai pendapatan itu setara dengan kontribusi 39,26% terhadap total pendapatan Astra Graphia sebelum dipotong eliminasi, yakni senilai Rp 2,7 triliun.

Sementara kontribusi pendapatan 60,74% selebihnya dari bisnis solusi dokumen. Nilai pendapatan bisnis ini, Rp 1,64 triliun. Penjualan mesin foto kopi Fuji Xerox tercatat dalam kategori pendapatan bisnis solusi dokumen ini.

Meskipun lini bisnis solusi dokumen masih mendominasi pendapatan, manajemen Astra Graphia yakin, prospek bisnis solusi TI ke depan lebih menggiurkan. Mereka berpegang pada catatan kinerja bisnis solusi TI pada tahun 2015 yang lebih baik.

Jika melihat laporan keuangan 2015, penjualan barang jadi yang masuk dalam bisnis solusi dokumen turun 7,62% menjadi Rp 912,33 miliar. Sementara pendapatan proyek yang masuk di bisnis solusi TI tumbuh dua kali lipat lebih. Pendapatan proyek pada tahun 2014 yang tercatat Rp 236,48 miliar, naik menjadi  senilai Rp 579,84 miliar di tahun 2015.

Incar pasar ritel

Selain AGIT, Astra Graphia juga berencana memaksimalkan kinerja PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI). Ini adalah perusahaan patungan antara Astra Graphia dengan AGIT yang bergerak di bisnis e-commerce. Dalam catatan konsolidasi Astra Graphia, AXI masuk dalam lini bisnis solusi dokumen.

Sasaran pasar AXI adalah ritel. Saat ini AXI sudah memiliki beberapa situs penjualan, seperti axi.co.id, xprins.id dan axiqoe.com. "Kami melihat, masa depan bisnis ritel ke depan lebih menjanjikan, misi kami mempercepat bisnis tradisional masuk ke online," terang Harry.

Namun memang, Astra Graphia butuh kerja keras untuk mewujudkan mimpi mengantongi fulus besar dari bisnis ritel. Perusahaan berkode ASGR di Bursa Efek Indonesia tersebut mengaku, saat ini kontribusi pendapatan axiqoe.com, misalnya, belumlah besar.

Rencana lain Astra Graphia pada tahun ini, yakni mengembangkan bisnis aplikasi. Perusahaan itu memilih melenggang sendiri alias tak menggandeng mitra bisnis. Mereka menyebut bisnis aplikasi dengan Own Solutions Powered by Astragraphia.

Bisnis aplikasi sejatinya bukan hal baru bagi Astra Graphia. Sebelumnya, mereka sudah menghasilkan aplikasi bernama Digiforce untuk layanan distribusi hasil percetakan dokumen bernama Layan Gerak Xpress.

Tahun ini Astra Graphia mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 400 miliar. Dana yang bersumber dari  kas itu akan mereka pakai untuk membeli mesin foto kopi baru dan mengembangkan bisnis yang telah ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×