Reporter: Merlinda Riska, Adinda Ade Mustami, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Masyarakat Indonesia mulai melek media, seiring dengan peningkatan penghasilan dan kualitas pendidikan. Keluarga yang demikian tentu akan memperhatikan tayangan yang sesuai kebutuhan, termasuk untuk anak-anak mereka. Mengkonsumsi tayangan TV berbayar menjadi pilihannya. Melihat gejala ini, potensi bisnis TV berbayar di Indonesia semakin cerah.
Pasar bisnis televisi berlangganan di Indonesia memang masih cukup besar. Dari sekitar 45 juta pemilik televisi, kurang dari 5% yang menggunakan jasa TV berbayar. Bandingkan dengan Malaysia yang pelanggannya mencapai hampir 40% serta Singapura yang sebesar 45% dari total pengguna televisi.
Melihat pasar yang masih empuk, wajar apabila kini muncul pemain baru TV berbayar. Ambil contoh Orange TV yang baru beroperasi pada Maret 2013. Didukung penuh Grup Sinarmas, Orange TV langsung menggebrak dan membidik jumlah 1 juta pelanggan hingga tiga tahun mendatang. Manajemen mengklaim jumlah pelanggan saat ini 115.000.
Orange TV optimistis meraih banyak pelanggan lantaran baru saja meraih hak eksklusif siaran Barclays Premier League (BPL) atau Liga Inggris. Kontrak kerjasama antara Orange TV dan MP & Silva berjangka waktu tiga tahun. Ini berarti Orange TV akan menyiarkan Liga Inggris mulai musim 2013/2014 hingga 2015/2016. MP & Silva adalah agensi pemegang hak siar BPL untuk wilayah Indonesia.
Liga Inggris adalah ajang sepakbola paling bergengsi sejagat dan selalu menyedot perhatian penggila bola dunia, termasuk Indonesia. Dus, hak siar Liga Inggris menjadi rebutan para pengelola televisi di Indonesia karena berpotensi mendatangkan banyak uang.
Kepastian Orange TV ini sekaligus menyingkirkan dominasi Grup MNC yang telah menayangkan Liga Inggris selama tiga tahun terakhir.
Grup MNC tampaknya legowo kehilangan hak siar Liga Inggris. Bos MNC Hary Tanoesoedibjo belum lama ini menyatakan, Grup MNC mundur saat pelelangan karena harga yang ditawarkan sangat tinggi, sementara keuntungannya sangat tipis.
Tiga tahun lalu, Grup MNC meneken kontrak hak siar Liga Inggris sebesar US$ 39 juta. Tapi di lelang terakhir, harga yang ditawarkan melejit menjadi US$ 90 juta.
Kehilangan hak siar BPL, Grup MNC tetap ekspansif. PT MNC Sky Vision Tbk, anak usaha Grup MNC yang mengendalikan TV berbayar Indovision, Okevision, dan Top TV, menyiapkan berbagai strategi untuk menggaet pelanggan baru dan meningkatkan kualitas layanan. MNC, misalnya, membangun dua entertainment center bagi pelanggan Indovision di Jakarta dan Bandung. Pusat hiburan ini juga akan dibangun di sejumlah kota besar di Indonesia.
Bukan hanya itu, MNC juga ingin menambah jumlah konten eksklusif. Maksudnya, konten ini hanya disiarkan di TV berbayar Indovision, Okevision, dan Top TV. Konten yang mereka bidik adalah channel untuk TV lokal. "Saat ini, ada 17 channel lokal eksklusif dan tahun ini akan bertambah lima lagi," kata Vice President Director MNC Sky Vision, Handhi S Kentjono.
Saat ini, jumlah pelanggan Indovision mencapai 1,8 juta. Indovision menargetkan setiap bulan pelanggannya bertambah 50.000.
Pemain lama televisi berbayar, TelkomVision, juga ingin tetap bertahan di persaingan pasar yang semakin ketat. Anak usaha PT Telkom Tbk ini membidik segmen pelanggan keluarga.
Triana Mulyatsa, Finance and Administration Director TelkomVision menyebutkan, saat ini tingkat pendidikan dan daya beli masyarakat Indonesia kian meningkat. Kesadaran orangtua juga semakin tinggi untuk memberikan tayangan yang sesuai kepada anak-anaknya.
TelkomVision lebih banyak menyediakan channel untuk keluarga dan anak-anak. "Kami lebih mengutamakan kualitas layanan," ungkap Triana, belum lama ini. Saat ini, pelanggan potensial TelkomVision mencapai 600.000. Jika dihitung dengan pelanggan yang keluar masuk, besarnya dapat mencapai 1 juta pelanggan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News