kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Dari Jonan, Chappy hingga Danang


Jumat, 26 September 2014 / 07:15 WIB
Dari Jonan, Chappy hingga Danang
ILUSTRASI. Ini 4 Cara Cek Tunggakan BPJS Kesehatan beserta Panduan Bayar dengan Cicilan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

ANGKUTAN umum yang tidak nyaman kerap menjadi dalih bagi pengguna kendaran pribadi sehingga enggan menaiki kendaraan umum. Tak heran jika lalu–lintas di kota-kota besar seperti Jakarta semakin macet. Dampak lain, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) semakin membengkak.

Karut-marut dunia transportasi itu tak urung menggiring perhatian kita kepada kiprah Kementerian Perhubungan (Kemhub) sebagai otoritas penyelenggara transportasi di republik ini. Sosok menteri seperti apa yang layak menduduki takhta kementerian itu nanti?

Andy Porman, Sekretaris Perusahaan PT Ekasari Lorena Transport Tbk bilang menteri anyar harus memikirkan transportasi massal yang murah dan nyaman agar masyarakat mau beralih ke angkutan umum. "Transportasi darat dan keretaapi, kan bisa menyangkut banyak orang," ujarnya kepada KONTAN, (24/9).

Dari kalangan pelaku transportasi udara, Denon Berriklinsky Prawiraatmadja, Ketua Penerbangan Charter Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menilai, industri ini terhimpit tantangan kurs dollar Amerika Serikat yang terus meroket sehingga mengerek harga avtur. Hal ini diperparah dengan rumitnya birokrasi dan regulasi industri penerbangan. Sebut saja aturan beban pajak atas spare part pesawat.

Denon yang tak lain adalah Direktur Utama PT Whitesky Aviation menuding, pemerintah tak mendukung industrinya. "Kalau enggak ada dukungan dari pemerintah bisa jadi yang terbang di Indonesia nanti maskapai asing semua," ujarnya.

Oleh karena itu, berbagai harapan menyeruak di benak para pelaku usaha. Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelni), Sulistyo Wimbo Hardjito menyebutkan, pengganti E. E. Mangindaan harus giat membangun infrastruktur untuk operasional angkutan kapal. Pasalnya, keterbatasan pelabuhan membikin kapal tak bisa mudah bersandar. Padahal keberadaan pelabuhan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah. 

Menurut Wimbo, lokasi pembangunan pelabuhan yang harus menjadi prioritas adalah Indonesia Timur. Pria yang sebelumnya adalah Direktur Komersial PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu juga menilai pemerintah harus mengembangkan kereta api di Sumatera.

Kalau Eddy Kurniawan Logam, Direktur Utama PT Logindo Samudera Makmur Tbk mengingatkan soal industri pertumbuhan produksi kapal dalam negeri yang tidak sampai 10%. Ironisnya, Indonesia adalah negara maritim.

Sayangnya saat ditanya siapa sosok menteri yang diharapkan menjabat, tak satu pun pengusaha bersedia menyebutkan nama. Ekasari Lorena, Direktur PT Eka Sari Lorena Transport Tbk  hanya meminta agar menteri baru berasal dari kalangan praktisi, agar fokus menyelesaikan masalah ketimbang menjalankan praktik balas budi. Sementara Denon dan Eddy kompak menyerahkan keputusan ke calon presiden terpilih, Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla.

Hanya Andy yang bilang, kalau dari sisi moda transportasi keretaapi, Ignasius Jonan, Direktur Utama KAI, terbukti kehebatannya. "Tapi tidak tahu nanti untuk urusan kementerian," catat Andy.

Asal tahu saja, beberapa nama calon Menteri Kemhub yang santer beredar seperti Chappy Hakim (Mantan Kepala Staf Angkatan Udara), Danang Parikesit (Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia) dan Ignasius Jonan (KAI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×