Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini
Dari sisi pendapatan, hingga Kuartal III DEWA sudah membukukan sebesar US$ 237,92 juta atau naik 25,97% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni US$ 188,86 juta. Adapun, mayoritas pendapatan masih berasal dari jasa kontraktor batubara.
Proyek batubara Bengalon memberikan pendapatan US$ 165,09 juta. Kemudian pendapatan dari proyek batubara Asam Asam sebesar US$ 60,84 juta, dan dari proyek batubara Satui yang menyumbang pendapatan sebanyak US$ 10,22 juta.
Baca Juga: Unggul Indah Cahaya (UNIC) Akan Menambah Kapasitas dan Garap Proyek Apartemen
Terkait dengan potensi kontrak baru di pertambangan batubara, Mukson mengatakan bahwa pihaknya masih melihat potensi yang bisa dikerjasamakan, baik dengan klien eksisting maupun yang baru. "Potensi itu ada, tetapi kami masih dalam tahap melihat potensi bisa kerja kerjasamakan," katanya.
Sementara mengenai target produksi dan overburden, pihak DEWA masih belum bisa memberikan angka. Begitu juga dengan rencana capex yang disiapkan di tahun depan.
Saptari Hoedaja mengatakan, pihaknya masih melakukan pembahasan mengenai rencana klien di tahun 2020 nanti. "Kita lagi duduk sama klien, kalau klien sudah setuju berapa yang diproduksi, baru kita kasih tahu," ujarnya.
Baca Juga: Ketujuh anak muda yang menjadi staf khusus Presiden Jokowi
Yang jelas, Mukson memberikan gambaran bahwa produksi batubara DEWA bisa lebih tinggi dari target tahun ini yang sebesar 17 juta ton. "Estimasih tahun ini 17 juta ton, tahun depan dapat lebih dari itu. Berapa besarannya belum bisa kami tentukan, kami juga sedang menghitung budget perencaan untuk tahun 2020," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News