Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
CIREBON. Kota Udang, Cirebon, rupanya mulai menarik minat para pengembang. Selain lokasinya strategis berada di perlintasan Jakarta-Surabaya, adanya rencana pengembangan infrastruktur membuat kota ini menjadi pilihan investasi bagi pengembangan bisnis.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) adalah salah satu pengembang yang berekspansi ke Cirebon. Pengembang dengan kapitalisasi pasar Rp 16,3 triliun per Kamis (11/9) ini masuk pasar Cirebon pada Desember 2013 lalu dengan menggandeng mitra strategis lokal PT Budi Sari Murni Aji (BSMA). Kerjasama keduanya berskema revenue sharing.
CTRA mengembangkan kawasan hunian terpadu, Citraland Cirebon, seluas 40 hektar di Jl Ciremai, Kalijaga, Harjamukti, Cirebon. Di dalamnya mencakup 1.350 unit properti terdiri dari 7 klaster rumah, 6 blok ruko dan fasilitas penunjang seperti sekolah, spot center, perkantoran, hipermarket, pusat kuliner dan pengembangan masa depan berupa pusat belanja.
Project Manager Citraland, Yohanes Sukiman, menuturkan potensi pasar Cirebon luar biasa besar. Posisinya strategis dengan aksesibilitas dan kondisi infrastruktur memadai. Selain itu, kota ini memiliki warisan budaya dan kuliner sebagai magnit kuat bagi investor.
"Kebutuhan hunian dan ruang komersial sangat tinggi karena Cirebon merupakan kota perlintasan. Banyak keluarga muda, generasi kedua atau pebisnis mencari rumah dan ruko di sini. Sayangnya, pasokan rumah dan ruko yang representatif terbatas. Kalau pun ada, terletak di pusat kota dengan harga tinggi," ujar Yohanes kepada Kompas.com.
Terlebih saat ini, pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan dan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan telah dilanjutkan kembali untuk melengkapi jalur kereta api eksisting. Sementara pembangunan Bandara International Kertajati akan segera dilaksanakan, mengingat pembebasan lahannya sudah rampung.
"Pembangunan infrastruktur tersebut akan semakin mendongkrak industri dan bisnis properti. Pertumbuhan harga berpeluang terjadi lebih cepat. Saat ini saja harga rumah di Citraland Cirebon sudah naik sekitar 20 persen dari harga perdana Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar," kata Yohanes.
Selain CTRA, Grage Group juga tengah membesut Pegambiran Residences, dan PT Karya Mandiri Mega Kencana menggarap Taman Cipto. Sementara pengembang lainnya, termasuk pemain lokal, terus menggarap klaster-klaster perumahan dalam bentuk town house.
Di sektor perhotelan, PT Metropolitan Land Tbk bahkan sudah menggarap hotel bintang tiga bertajuk Metland Hotel. Kehadiran hotel tersebut akan diikuti 16 hotel lainnya yang akan beroperasi hingga 2016 mendatang.
Maraknya pembangunan properti tersebut, tak pelak mendongkrak harga jual lahan. Di pusat kota seperti di Jl Kartini saja sekarang sudah menembus angka Rp 40 juta per meter persegi. Sementara di Jl Ciremai Raya yang merupakan kawasan pertumbuhan baru sudah berada pada angka Rp 15 juta. Sebelum proyek Citraland dikebut pembangunannya, harga lahan di jalur ini masih bertengger di angka Rp 10 juta per meter persegi. (Hilda B Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News