kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Daya serap bijih nikel bakal naik dobel


Minggu, 03 Mei 2015 / 16:57 WIB
Daya serap bijih nikel bakal naik dobel
ILUSTRASI. Kantor pajak, Jakarta. KONTAN/Muradi/2017/04/26


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan, produksi bijih nikel yang dapat diserap di pasar domesik bakal meningkat lebih dua kali lipat. Pada tahun 2015 ini, pemerintah memperkirakan bijih nikel yang akan diproses di dalam negeri akan naik 6,5 juta ton mencapai sekitar 11,8 juta ton, jauh meningkat ketimbang tahun sebelumnya sekitar 5,3 juta ton.

Faktor utama peningkatan ini lantaran sejumlah pabrik pengolahan pemurnian (smelter) nikel sudah banyak yang beroperasi pada ini. Berdasarkan data Kementerian ESDM per April lalu, sebanyak 12 perusahaan yang mengoperasikan smelter nikel pada tahun ini, tersebut termasuk PT Indoferro dan PT Cahaya Metal Modern Industri yang memang telah beroperasi sebelumnya.

R Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM mengatakan, produksi para smelter akan menghasilkan tiga jenis produk. Yakni, nickel pig iron (NPI) dengan total kapasitas produksi mencapai 708.640 ton per tahun, ferronickel sebanyak 175.000 ton per tahun, serta 6.000 ton logam nikel murni per tahun.

"Untuk memproduksi produk tersebut, maka kapasitas kebutuhan bahan baku bijih nikel akan mencapai 6,47 juta ton nikel per tahun," kata Sukhyar di kantornya, Kamis (30/4).

Produksi nikel hasil olahan tentunya lebih menguntungkan ketimbang menjual bijih nikel lantaran harga jualnya jauh lebih tinggi. Sukhyar mencontohkan, apabila seluruh pasokan bijih nikel sebanyak 6,47 juta ton hanya menjadi komoditas ekspor, maka nilai perdagangan yang diperoleh hanya US$ 175 juta, karena harga juga mineral mentah ini hanya mencapai US$ 27 per ton.

Namun, lewat proses pengolahan dan pemurnian tentu harga mineral tersebut akan meningkat, misalnya saja harga NPI yang mencapai sekitar US$ 500 per ton dan arga logam nikel mencapai US$ 15.000 per ton. Sehingga, "Nilai ekspor logam tersebut diproyeksikan bisa bisa mencapai US$ 700 juta," kata Sukhyar.

Asal tahu saja, pada tahun-tahun sebelumnya smelter yang beroperasi di Indonesia cuma PT Vale Indonesia Tbk dengan pabrik nickelmatte berkapasitas 80.000 ton per tahun dan PT Aneka Tambang Tbk dengan kapasitas 20.000 ton ferronickel per tahun. Kedua perusahaan membutuhkan pasokan sekitar 5,3 juta ton bijih nikel untuk pengoperasian smelter tersebut.

Sukhyar menambahkan, pada tahun-tahun berikutnya, kapasitas kebutuhan bahan baku bijih nikel tentu terus meningkat. Pasalnya, sejumlah smelter nikel lain juga akan mulai beroperasi, ditambah ekspansi perusahaan lewat peningkatan kapasitas pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×