kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT Timah sebar bisnis sampai nikel


Senin, 27 April 2015 / 10:32 WIB
PT Timah sebar bisnis sampai nikel
ILUSTRASI. OPPO Reno11 Series Siap Meluncur Bulan Ini, Mari Intip Bocoran Spesifikasinya


Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Don't put your eggs in one basket. Petuah  bijak yang tujuannya membagi risiko dan mengulik potensi investasi dari berbagai lini itu, sedang diterapkan PT Timah Tbk. Perusahaan plat merah ini mulai serius mengembangkan aneka bisnis di luar bisnis utama tambang timah.

Besarnya ketergantungan PT Timah pada bisnis timah kurang menguntungkan ketika harga jual timah dunia sedang lesu. Hingga akhir 2014 misalnya, bisnis timah mendominasi pendapatan 97,96%.

"Situasi harga timah seperti saat ini mendorong kami mempercepat kegiatan produksi pada masing-masing anak usaha, terutama pada hilirisasinya," kata Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan PT Timah kepada KONTAN, Minggu (26/4).

Target jangka panjang PT Timah adalah komposisi pendapatan dari bisnis timah dan non-timah bisa berimbang masing-masing 50%. Target tahun ini 85%-90% timah. Lalu sisanya, bisnis non-timah menyumbang 10%-15%.

Nah, pilihan bisnis non-timah yang akan dikembangkan PT Timah adalah bisnis nikel dan pembangkit listrik uap (PLTU) mulut tambang. Di bisnis nikel, pada semester II-2015, PT Timah melalui  PT Timah Investasi Mineral, akan mulai memproduksi nikel di wilayah konsesi nikel seluas 300 hektare (ha) di Kabaena, Sulawesi Tenggara.

Sejatinya, PT Timah sudah memperoleh izin operasi produksi nikel itu sejak 2007. Namun kegiatan produksi nikel terhenti karena terganjal persoalan administrasi dan larangan ekspor nikel. Malah, perusahaan itu mengaku masih menyimpan 100.000 ton nikel di gudang.

Sementara untuk bisnis PLTU mulut tambang, PT Timah sudah mengajukan izin pembangunan PLTU kepada Kementerian ESDM pada Maret kemarin. PLTU itu berdiri di wilayah konsesi tambang  batubara PT Timah, yakni PT Truba Bara Banyu Enim di Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan.

PLTU itu berkapasitas 2x20 megawatt (MW). Nilai investasinya lebih dari Rp 1 triliun. PT Timah menggandeng PT Adhi Karya Tbk dengan pembagian saham, 51% PT Timah dan 49% Adhi Karya.

Listrik produksi PLTU itu nanti, rencananya akan disalurkan ke kawasan industri PT Timah di Bangka dan sisanya dijual ke PT PLN. "Kami tidak pusingkan market karena sudah punya captive market," terang Agung.

Manfaatkan aset

Di luar sektor pertambangan, PT Timah juga memiliki segudang rencana mengembangkan aset tanah untuk bisnis properti. Pertama, perusahaan berkode TINS di Bursa Efek Indonesia itu berkongsi dengan PT Wijaya Karya Tbk dan PT Adhi Karya Tbk mengembangkan kawasan terpadu di lahan miliknya seluas 176 ha di Bekasi, Jawa Barat.

Komposisi saham di proyek itu adalah 51% PT Timah lalu Wijaya Karya dan Adhi Karya masing-masing menguasai 24,5%. Di tahap pertama, ketiganya akan membangun perumahan di atas lahan 40 ha. Modal pembangunan proyek ini Rp 150 miliar. Targetnya, pembangunan perumahan dimulai kuartal IV-2015.

Kedua, mengembangkan lahan 70 ha di Bangka Belitung. PT Timah berencana mendirikan hotel di sana. Ketiga, membangun kawasan industri 100 ha di Tanjung Ular, Bangka Belitung.

Keempat, mengembangkan rumahsakit yang sudah ada, yakni Rumah Sakit Bakti Timah, menjadi bertaraf internasional. PT Timah mengalokasikan anggaran Rp 200 miliar untuk belanja peralatan medis tahun ini. Perusahaan itu menargetkan bisnis rumahsakit bisa menyumbang pendapatan Rp 10 miliar-Rp 20 miliar tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×